Wow, Juru Parkir Ini Kantongi Puluhan HP yang Tertinggal di Jok Motor
Bang Manurung, senantiasa bekerja sebagai juru parkir dengan hati. Fotoku dhewe. |
Apakah juru parkir di Lotus ini ganteng dan layak diposting seperti yang pernah heboh? Seperti Polwan cantik, polisi ganteng, penjual nasi ayu dan sebagainya. Wajahnya biasa saja. Postur tubuhnya terbilang pendek. Kulitnya juga gelap. Nggak tahu kalau sebenarnya putih lantaran setiap hari berjemur di terik matahari berubah cokelat tua. Apa sih istimewanya dia?
Sebelumnya bapak empat anak ini nggak mau mengungkapkan kebiasannya selama ini. Ia menyelidik, pandangan matanya tajam menyentuh otakku, seakan ia ingin membaca apa yang ada dalam pikiranku. Intinya ia menolak untuk berkomentar. Namun aku pernah melihat betapa kayanya ia. Dan ia tak pedlu dengan kekayaannya, masih menikmati pekerjaannya sebagai juru parkir yang penghasilannya tak tentu setiap hari.
Juru parkir ini selalu mengembalikan ponsel yang tertinggal di lubang jok depan sepedamotor. Setiap motor matik sekarang dilengkapi dengan lubang jok ini, gunanya untuk menyimpan barang seperti dompet, ponsel atau benda lain yang bisa masuk. Gunanya penting sih, membuat perjalanan di atas motor lebih aman. Sayangnya, tak sedikit yang lupa mengambil barangnya dari lubang itu ketika beranjak dari parkir.
Setelah ngobrol ngalor-ngidul, akhirnya lelaki ini bicara sedikit. Karena aku sampaikan apa yang dilakukannya bisa menginspirasi banyak orang agar jujur, barulah ia membuka diri. Namun ia tak mau difoto. Ia merasa nggak enak. Rasa nggak enak ini hanya karena dua hal, pertama apa yang dilakukannya memang murni dari hati, dan ia tak ingin terkotori. Kedua ia yakin masih banyak juru parkir yang lebih baik darinya.
"Saya nanya dulu, Abang tahu dari mana saya seperti itu?" tanyanya kepadaku.
Lalu aku jelaskan sebuah peristiwa, dan ia terdiam. "Selain itu aku juga dapat bocoran dikit-dikitlah mengenai tindakan Abang," tambahku.
Tempat parkir Toko Buku Lotus, Batu 9. Di sinilah biasanya ditemukan ponsel dalam lubang jok depan sepeda motor. |
"Puluhan hape," jawabnya untuk pertanyaanku: kira-kira berapa ponsel yang diselamatkannya selama ini.
Mereknya beragam, harganya beragam. Dari dua orang remaja yang lupa mengambil ponselnya lalu bergegas ke sebuah toko pakaian yang waktu itu baru dibuka di dekat Lotus, juru parkir ini dikasih tahu harga satu biji ponsel yang tertinggal. Perbiji Rp4 juta, dan waktu itu ia mengamankan dua biji ponsel yang sama. Saat dua remaja tadi balik dan membayar jasa parkir, mereka dipanggil.
"Saya tanya ada yang ketinggalan, nggak?" kata juru parkir yang berasal dari Sumatra Utara ini.
Menyadari dua ponselnya nggak ada, keduanya pucat karena ponsel-ponsel tadi pembelian ayah mereka dengan harga tersebut di atas. Tak butuh dianggap pahlawan, tak butuh penghargaan, tak butuh uang pengamanan, juru parkir ini dengan senang hati mengembalikan ponsel mereka. Sebuah hati yang kaya raya. Kaya hati membuatnya lebih bisa memahami hidup ini.
Godaan bukannya tak ada. dari sesama pengguna jasa parkirnya, ada yang menyarankan kalau ada ponsel tertinggal buka saja tutupnya, lalu buang kartunya biar tak bisa dihubungi. Namun juru parkir ini menolak mentah-mentah. Ia mengaku tak bisa menebak perasaan seseorang, namun ia tak perlu menebak bahwa setiap orang yang kehilangan ponsel pasti hatinya gundah. Kadang bukan harga ponselnya begitu penting, namun daftar kontaknya yang sangat penting.
Jangan masukkan ponselmu ke lubang jok sayap seperti ini, karena cenderung lupa membawanya saat parkir. Paling aman mungkin digantung di leher heheheh. |
"Ada kelebihannya, kalau lampu mati saya masih punya senter," katanya sambil menyalakan senter dari tombol geser di ponselnya.
Diakuinya, ada beberapa pemilik ponsel yang kemudian mengapresiasi kejujurannya. Ada yang memberikan tips berupa uang. Dan juru parkir ini tak pernah berharap soal itu. Lantaran dipaksa agar menerima dengan penjelasan pemberian itu ikhlas, barulah ia bersedia menerimanya. Namun ia kembali menegaskan, apa yang dilakukannya untuk menolong sesama. Bicara sesama, tak ada pembatas yang menyekat dirinya dengan orang lain.
Mau orang Jawa, Cina, Madura, Sumatra, ibu-ibu, anak-anak, lelaki, perempuan, kakek, nenek, mahasiswa, pelajar, tentara, guru tak pernah dibedakan soal ponsel ketinggalan tadi. Aku pandangi jaket juru parkir oranye yang dikenakannya. Di dada kiri atas itulah selama ini puluhan ponsel sementara diamankan sebelum akhirnya dikembalikan kepada pemiliknya masing-masing. Ya, dikantongi bukan untuk dijual diam diam, namun dikembalikan.
Juru parkir di Toko Buku Lotus ini bernama Bang Manurung.
Langka iki mas yg punya hati ikhlas soerti ini..
ReplyDeleteIya, Mas, kayaknya kita harus banyak belajar hidup sebenarnya.
DeleteSemoga rejeki pak juru parkir selalu dilancarkan oleh Allah. Amin YRA
ReplyDeleteAmiin Yaa Robbal'aalamiin
Delete