Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lambang Cinta Berbentuk Hati

Foto ilustrasi : ottmag.com
Saya tidak tahu siapa orang pertama yang sebenarnya melambangkan cinta dengan simbol hati. Kalau memang simbol ini diakui dan digunakan oleh segenap umat di dunia, mengapa harus menambahkan tanduk di kedua sisi atas lambang hati tersebut?

Saya bukanlah tipe orang yang suka aneh aneh. Kalau sudah ada lambang cinta berbentuk hati, ya sudah saya pakai saja dalam banyak hal. Toh dalam perjalanan saya, rasanya cocok kok simbol tadi. Coba saja dulu orang melambangkan cinta dengan benang ruwet. Orang yang melihatnya pasti sudah berpikir betapa rumitnya sesuatu yang bersentuhan dengan cinta. Seolah olah ada sejuta persoalan yang tak terurai. Jika harus mengurai, betapa lamanya menarik ujung benangnya, keluar masuk lilitan, menariknya, kadang terbelit atau terjebak pada simpul mati.


Saya perokok, meski belakangan saya kurangi. Padahal saya sudah bersyukur sedandainya harga rokok jadi dinaikkan berkali kali lipat. Harapan saya bisa berhenti merokok. Saya cukup percaya dengan peringatan yang ditulis jelas di kemasan rokok, merokok membahayakan kesehatan. Atau singkatnya, merokok membunuhnmu. Lalu saya berpikir sendiri, mungkin yang membuat hati rusak bukan merokok, tetapi pikiran pikiran negatif yang ada dalam kepala saya. Apalagi rambut saya ketombean, sering sekali terasa gatal. Digaruk ada kulit kepala yang luka. Panasnya terasa ke kepala, merasuk ke otak dan mengalir ke hati.

Kalau saya pandangi lambang cinta, terasa damai. Apalagi diberi warna pink, wadeew serasa hidup ini penuh cinta. Indah, berpelangi, penuh makna. Entah sudah berapa banyak orang mendapatkan uang hanya mengandalkan logo hati. Para pedagang mainan, desainer, hingga ahli rancang bangun yang mampu mengkreasikan apa yang dibuatnya dengan sentuhan bentuk hati. Kaos yang dilengkapi logo hati dengan beraneka tulisan pun saya masih sering melihatnya. Dan kebanyakan saya yakini mereka membelinya. Kalau ada yang membuat sendiri, jumlahnya tetap tak ekuivalen dengan yang membelinya. Tas tas cantik, bahkan aksesoris pun banyak menggunakan keindahan lambang hati.

Lambang cinta itu sederhana. Kalau sebagai orang Jawa saya sering mengidentikkan dengan daun waru. Bedanya daun waru ada tangkainya, sementara lambang cinta tidak. Kalau lambang cinta tadi dipasangi tangkai, mungkin dikhawatirkan gondal gandul seperti pendulum. Belum kalau jatuh. Kotor deh bercampur tanah. Lalu ada kreator yang meredasin lambang cinta berupa hati tadi sebagai ungkapan patah hati. Bentuknya kemudian bisa berupa lambang hati yang tercerai berai, retak dari atas ke bawah, luka menganga dengan darah segar mengalir dan bentuk bentuk yang lain.

Pertanyaan saya sangat dangkal, kalau tak ada sesuatu masa iya ada orang tega melukai hati dengan sebilah pisau. Lalu orangnya mati. Kalau memang semuanya diselimuti cinta, lambang hati pasti terjaga utuh. Karena hati itu mampu bicara, jangkan pisau, ucapan yang asal keluar dari bibir tanpa dipikirkan apa yang dirasakan lawan bicara pun saya kira bisa melukai hati. Kata orang hati tak bisa ditebak. Iya sih, apa yang ada di bibir bida beda di hati. Suasana bisa mengubah hati seseorang. Dari yang baik menjadi kurang baik dan tidak baik. Dari yang semula jahat menjadi lumayan baik, baik sekali dan teramat baik.

Kalau ada orang yang pertama membuat lambang cinta kenapa hati, saya pasti ingin bertemu. Kalau jauh paling tidak kirim email. Mengapa? Bukankah organ manusia yang sangat penting adalah jantung, kok yang dipakai lambang cinta justru hati? Padahal pada zaman Aristoteles, sempat lambang cinta identik dengan jantung. Waktu itu sudah dipahami, jantung merupakan pusat jiwa. Tanpa jantung, maka tidak ada kehidupan.

Dari referensi yang saya baca, sampai pada tahun 1304-1306 jantung masih dianggap lambang cinta. Buktinya terdapat sebuah lukisan dinding karya Giotto di Bondone, Cappela degli Scrovegni di Padua yang menggambarkan seseorang yang memberikan jantungnya ke surga untuk menggambarkan betapa cintanya yang sangat besar untuk Tuhan. Lukisan Leonardo da Vinci pada tahun 1304-1306 juga dipercaya merupakan ilustrasi jantung paling mirip dengan bentuk jantung yang sebenarnya.

Lantas kenapa kemudian kita mengenal lambang cinta adalah hati, saya tak menemukan jawabannya, meski sudah browsing. Hingga saat cintanya ditolak yang dirasakan adalah sakit hati, bukan sakit jantung. Atau kalau lambang cinta itu jantung nanti tak simetris ya? Ada katupnya dan bagian bagian lainnya.

Post a Comment for "Lambang Cinta Berbentuk Hati"