Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bukan Apa yang Terlihat, Melainkan Apa yang Dikerjakan

Foto - nurali mahmudi
Setiap kali aku melintasi Bundaran Dompak, yakni persimpangan yang menemukan tiga jalur jalan ke satu titik itu, selalu kulihat gerobak milik seorang tukang sol sepatu di sebelah kiri. Ketiga jalan yang bertemu ini ialah jalan dari Batu 5 ke arah Batu 8 Atas, dari arah sebaliknya dan jalan menuju kantor pusat pemerintahan Pemprov Kepri di Dompak. Simpang ini berada di depan gerai roti yang cukup punya nama di Tanjungpinang atau Kepri.

Pemilik gerobak itu jelas tak pernah ingin menuliskan sesuatu di gerobaknya dengan sengaja membuatnya salah. Aku rasa karena ketidaktahuan belaka. Dan ia tentu tak harus mengecek dahulu di kamus apakah kata-kata yang digunakannya benar artau salah menurut kaidah bahasa Indonesia yang benar.

Tulisan di bagian atas gerobaknya Sol Sepatu, ya seperti itu memang tulisannya. Sementara di bagian bawah, di atas cat warna biru pemiliknya menulis Jait Sepatu. Di bagian depan ia tulis Sol Sepatu Sandal. Kalau pemilik gerobak ini seorang reporter atau redaktur, mungkin akan membenarkan kata jait tadi menjadi jahit.

Kalau koran atau portal menjual berita untuk khalayak, tukang sol sepatu di Bundaran Dompak ini tentu tak menjual tulisannya tadi. Ia menulis sekadar sebagai penanda kalau ia bukan penjual dawet ayu atau fotokopi.

Soal jait atau jahit aku rasa ia tak pernah peduli. Bahkan kalau ada orang yang mencoba mengingatkannya, belum tentu ia akan mengganti tulisannya tadi. Yang ia tahu hanya bagaimana mencari uang untuk manafkahi keluarganya. Baginya itu lebih penting. Dan ia tak butuh pembuktian dengan banyak kata, walaupun mungkin saja ia memiliki akun jualan di media sosial.


Tukang sol sepatu ini membuktikannya dengan apa yang dikerjakannya dan hasilnya bisa dilihat langsung oleh para pemilik sandal atau sepatu yang alasnya keropos, yang lemnya lepas dan sebagainya.

Kata jaitnya tak lagi begitu penting baginya. Dengan jarum jahitnya, benang jahitnya, bangku kayunya yang pendek, ia akan mengerjakan perbaikan alas kaki yang dipercayakan kepadanya.

Begitulah, manusia suka memoles moles penampilannya untuk membuat pandang pertama yang tertuju kepadanya menimbulkan kesan menggoda. Padahal belum tentu hatinya murni seperti itu. Bisa saja ada maksud di balik penampilan necisnya.

Mencoba menutupi bau busuk dengan segalon parfum. Wangi parfum memang akan menutupi bau busuk, setidaknya untuk beberapa saat. Namun alam pasti menyeleksi, akan ada hukum alam sesuatu yang asli akan selalu terlihat memesona. Berlian yang terendam di dalam lumpur akan tetap memiliki sifat berlian.

Sementara batu biasa biar pun direndam dalam berdrum drum air yang diberi pewangi ya ketika diambil tetap batu.

Aku menyukai orang-orang yang berniat tulus untuk menghadapi hidup dengan semangat dan ketrampilan yang dimilikinya. Tukang sol sepatu ini mungkin saja tak akan memilih pekerjaan ini apabila sekolahnya tinggi dengan keahlian yang banyak dibutuhkan perusahaan. Namun tatkala ia menyadari tak mampu bersaing di pekerjaan formal, akhirnya dengan iklhas hati menekuni pekerjaan sebagai tukang sol sepatu dan sandal.

Orang orang ini bekerja dengan hatinya, dengan jiwanya, dengan tulusnya, dengan ikhlasnya. Dan aku selalu senang menyaksikannya dari atas kendaraan saat melintas, beberapa orang datang untuk menyerahkan sepatu atau sandalnya yang butuh diperbaiki. Dan tulisan Jait Sepatu itu tetap seperti itu.

Post a Comment for "Bukan Apa yang Terlihat, Melainkan Apa yang Dikerjakan"