Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Diri

Baru saja kuselesaikan halaman pertama koran, artinya aku sudah bisa meninggalkan kantor dan pulang ke rumah. Namun entah mengapa ingin kembali aku login ke blogspot dan menuliskan apa yang sedang Anda baca ini. Padahal ini jelas bukan tulisan berat. Tak perlu investigasi, hanya tinggal mengetuk huruf-hutuf di keyboad sambil mendengarkan teman di depan mejaku yang memutar lagu Romantika Diamor (semoga tak salah) milik almarhum Farid Harja. Dan rasanya nyaman saja meski biasanya aku pasti meminta tamanku untuk mengganti lagu. Apalagi saat Farid Harja mencoba ngerap.... (tutup mata).

Begitulah, sesekali kita ingin meluangkan waktu yang kita juga tak tahu apakah yang kita lakukan akan bermanfaat untuk banyak orang. Mungkin kejenuhan itu selalu ada, karena ketika aku pulang, aku harus melewati jalan yang sama, ketemu para pedagang yang sama, menemui lubang jalan yang sama. Atau kalau harus mampir di kedai teman, yang diobrolkan paling hanya dari itu ke itu. Paling diajak membeli durian lagi, karena di Tanjungpinang memang sedang musim buah yang rasanya lezat tetapi entah mengapa selalu ditolak dibawa masuk ke ruangan hotel.


Sudah dua alenea, tetapi rasanya masih cukup betah untuk mengetik. Entah berguna bagi Anda yang membaca atau tidak, aku juga tak tahu. Rutinitas, mungkin hal itu juga kerap melanda pikiran Anda? Anda yang memiliki jabatan tinggi, setiap hari harus dipusingkan dengan target senilai sekian sekian. Atau bahkan Anda yang butuh bangunan, dipusingkan oleh tanggal menanti gaji. Ya seperti itulah lingkaran hidup kita. Dan mau tak mau lingkaran itu harus kita ikuti, meski dalam mengikutinya ya sesekali ada miring-miringnya juga.

Aku menulis karena aku sudah tak lagi kerja. Padahal saat kerja aku juga menulis. Ah, kalimat yang tak bisa dipertanggungjawabkan hehe.

Aku yakin, ketika aku menghadapi layar monitor dan menulis dengan memusatkan sesuatu dalam otak, teman-teman sekantorku pun pasti melakukan hal yang sama. Bedanya, yang dipikirkannya berbeda. Kalau ada yang sama itu hanya kebetulan semata. Toh kebetulan juga tak sama persis. Misalnya aku membayangkan pulang nanti, sekitar satu jam lagi ingin makan durian dan teman di depanku juga sama, pasti beda ukurannya. Aku suka yang kecil, dia suka yang sedang atau besar.

Ah ketemu juga pangkalnya, andai saja semua kalimat tak harus dikatakan, betapa indahnya dunia ini. Nah yang bagian ini bisa Anda baca serius. Contohnya ya itu tadi, keinginan setiap orang berbeda dalam otaknya. Kenyataannya, ada orang yang selalu ingin lebih menonjol dibandingkan yang lain. Atau begitu banyak orang yang mencela sesama hanya karena perbedaan fisik atau hal yang sepele saja, parfum. Ada teman baru di kantor gayanya sok kampungan diomong, ada bos cerewet diomong, ada teman kerja betah di depan layar tablet dicemooh. Sudah tahu teman kita gendut, dengan santai kita panggil Nduuuut Genduuuuut. Atau teman yang benar-benar lupa membawa uang yang akan dipakai membayar utang kita lalu kita tereak woooiiii utang elo bayar donk sekarang...... atau atau atau....

Post a Comment for "Catatan Diri"