Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rezeki Malam Hari Berbentuk Uang Palsu

Pakdhe Crispy menggoreng ayam. F-nurali
Rezeki itu mutlak keputusan Allah. Silakan jungkir balik, ngalor ngidul, bekerja sekeras apapun, hingga lupa siang menjadi malam, malam menjadi pagi, lupa hari, lupa tanggal, tetapi biasanya bagi yang kerja sama orang paling ingat kapan gajian. Juga kapan tanggal merah. Kebiasaan, hehehe.

Ini kisah tentang Pakdhe Crispy. Maksudnya bukan Pakdhe dibuat makanan jenis crispy, melainkan Pakdhe ini jualannya ayam crispy. Meski zaman sekarang banyak yang kreatif, apa saja dicrispykan, namun ayam crispy tetap awet. Ada jamur crispy, bahkan bakwan crispy. Padahal menurut saya crispy itu ya kriuk kriuk

Untuk memiliki gerobak serta tempat jualan seperti sekarang ini, perjuangan Pakdhe ini sungguh luar biasa. Sudah dua tahun menekuni jualan ini. Kalau dikatakan sudah ada pelanggan, ya sudah. Pembelinya bukan hanya tetangga sekitar rumah, sudah pasti. Rasa ayam crispynya? Hmm, enak. Bukan menurut orang lain, saya sering membelinya. Dan saya juga termasuk penyuka ayam crispy kakilima.

Sering saya  berbincang santai dengannya. Kebetulan kios saya sangat berdekatan dengan tempatnya jualan. Secara pandang mata, lokasi jualan Pakdhe cukup strategis. Ada di bawah pokok rambutan yang usianya sudah puluhan tahun. Rindang, sejuk dan membuat ngantuk kalau musim angin.


Lihat ayam crispy Pakdhe yang menggoda. F-nurali
Pas di tikungan jalan. Jalan di depannya meski lumayan lebar bukan jalan utama, hanya jalan pintas. Namun cukup ramai. Kata orang-orang, sepanjang jalan ini jika dipakai untuk usaha selain makanan ada kemungkinan bisa. Namun kalau makanan, belum ada yang jadi.

Saya juga belum atau tidak pernah mengadakan survei, apakah karena stigma yang sudah seperti itu sehingga warga menghindari menjual makanan? Atau memang sudah banyak warung makanan tetapi akhirnya tutup. Dan apakah sudah dikaji secara rasional tutupnya karena apa?

Yang pasti begini, Pakdhe Crispy termasuk tipe orang yang tahan banting. Dibantu Budhe Crispy, maksud saya mereka pasangan suami istri. Biasanya mereka mulai menaruh potongan-potongan ayam crispy di rak dalam gerobak kaca pukul 15.00 WIB, atau lebih sedikit.

Setiap kali ditanya dapat berapa, selalu dijawab dengan kalimat: alhamdulillah, Mas.

Suatu hari, keberuntungan belum berpihak kepada Pakdhe Crispy. Namun ia tetap yakin rezeki itu sudah diatur, tak akan tertukar. Jika rezeki seseorang pada hari itu sudah ditentukan oleh Tuhan, ya sejumlah itulah yang akan diterimanya. Jika menyadari hal seperti ini murni urusan Tuhan, sepertinya hidup ini bisa lebih tenang.



Inilah uang palsunya. F-nurali
Hingga lepas isya, baru beberapa potong yang laku. Menjelang malam, kira-kira pukul 22.30 WIB, ada seorang lelaki dan perempuan datang. Rezeki nih, pikir Pakdhe Crispy. Benar rupanya, yang perempuan turun dan minta dibungkuskan sepotong ayam crispy. Ia mengeluarkan uang Rp100.000 lembaran. Setelah menyerahkan kembaliannya, Pakdhe menutup jualannya karena sudah malam.

Keesokan paginya, tak lama setelah saya membuka toko saya, Budhe datang sambil memberikan selembar uang Rp100 ribu. Tanpa banyak bicara ia langsung mengatakan, baru saja ketipu. Waduh, belum lagi membereskan etalase dan sisa sampah yang kemarin sore belum sempat saya masukkan tempat sampah sudah mendapatkan kabar kurang enak.

"Tadi saya belanja ke warung depan, pas saya kasih uangnya kata penjualnya ini uang palsu," kata Budhe.

Saya lalu memperhatikan uang yang diberikan Budhe. Memang palsu. Pertama, saya tes menggunakan air, saya tetes permukaannya. Tak perlu berjam-jam, hitungan satu menit saja tintanya memudar. Bahkan kertasnya berubah putih. Memang gila penipunya, mbok ya pakai teknologi atau tinta yang lebih bagus. Pigment atau art paper atau bio solvent kek, yang tahan luntur. Ini pakai dye ink biasa, kertasnya juga kertas HVS biasa. Saat saya terawang, ya tak ada gambar berbayang para pahlawan. Benang pengamannya apalagi.

"Sengaja mencari penjual yang masih buka sampai malam. Kan samar, Mas, kalau dapat uang seperti ini. Apalagi sudah agak ngantuk, selesailah sudah," tambah Budhe.

Penyebar uang palsu memperdaya Pakdhe Crispy. Sudahlah uangnya Rp100.000, hanya beli sepotong ayam crispy seharga Rp7.000, masih dapat kembalian uang asli Rp93.000. Dapat uang Rp93.000 plus sepotong ayam crispy.

Bahkan di saat harapan akan rezeki itu terbayang bakal banyak, Tuhan masih punya rencana lain. Saat sepi, manusia tetap diuji. "Semoga termasuk insan yang teruji karena banyaknya ujian, Mas," kata Pakdhe. ***

Post a Comment for "Rezeki Malam Hari Berbentuk Uang Palsu"