Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Poyotomo, Lebih dari Sekadar Kolam Pancing

Mendengar kolam pancing yang menclok di kepala adalah kolam, lalu ada orang memancing di tepinya. Kalau dapat ikan bisa dibakar di tempat atau dibawa pulang, eeeh ditimbang dahulu hehe. Percaya sama aku, kalau bayangan kalian akan kolam pancing masih sesederhana itu, gak bakalan ketemu di Kolam Pancing Poyotomo, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan.

Gazebo di sekeliling kolam, menjadi tempat menikmati
ikan hasil pancingan yang dimasak di tempat. F-dhewe
Sebelumnya kukasih nih rutenya, jika dari Tanjungpinang ikuti saja Jalan Lintas Barat, usai melewati jembatan yang bersebelahan dengan Gunung Bintan, ada persimpangan ke kanan. Ada papan penunjuk arah air terjun. Kolam Pancing Poyotomo sejatinya melewati Air Terjun di Bukit Bekapur. Sementara yang dari Tanjunguban, yang menyeberang dari Batam menggunakan Kapal Roro, rutenya sama, cuma nanti belok ke kiri.

Sejak berpisah dengan jalan utama Lintas Barat, kita sudah disuguhi pemandangan ndeso. Rumah rumah kampung yang masih memiliki halaman luas dan pepohonan di sekitarnya. Jalan aspalnya tak terlalu lebar, sehingga butuh perhatian jika bertemu kendaraan roda empat yang berseberangan jalan. Jika tak ada pepohonan di tepi jalan, tandanya ada permukiman penduduk. Sewaktu melintasi Bintan Bekapur, terasa kental aroma gunungnya. Ya jangan bandingkan Gunung Bintan dengan gunung laiin di Indonesia, karena tingginya hanya 400-an meter dari atas permukaan laut.

Gerimis membuat ouncak Gunung Bintan
terhalang oleh kabut tipis. Kita akan merasa
sangat kecil di tengah kebesaran-Nya. F-dhewe
Lebatnya hutan di gunung terlihat jelas. Apalagi tadi pagi kutempuh perjalanan di tengah gerimis, pepohonan basah, ada kabut menyelimuti dinding gunung. Setelah bertemu pertigaan, kita ambil yang ke kanan. Meski Gunung Bintan tak lagi sedekat saat melintasi Bukit Bekapur, kondisi jalan tetap sama. Rerimbunan di kanan kiri jalan pun tak jauh beda. Sebagai penanda sudah tiba di lokasi adalah pagar beton di sebelah kanan jalan yang cukup panjang. Di ujung pagar itulah pintu masuk Kolam Pancing Poyotomo.

Sayang sebenarnya, destinasi wisata yang lagi merangkak popularitasnya ini tak memiliki gerbang yang menunjukkan kemegahan isi di dalamnya. Bahkan yang kulihat hanya selembar bahan vinyl dicetak, ditempel di dinding pagar sebagai tanda di situlah Kolam Pancing Poyotomo. Demikian juga dengan pintu masuknya, kesan alaminya langsung hilang melihat tiang tiang dengan rantai plastik menjuntai. Tiang dan rantai ini sebagai pembatas bagi pengunjung kolam pancing yang ingin keluar dan masuk. itulah sebabnya diberi tanda dan tulisan keluar, satunya masuk. Padahal bangunan tempat loketnya lumayan bagus, dan masih mempertahankan bangunan yang lumayan menyatu dengan alam.


Lihat tenda-tenda dome penuh warna itu, bisa disewa
lho bagi yang ingin menginap di sini. F-dhewe 
Sebelumnya, tempat parkirnya hanyalah tepi jalan. Tak ada tempat parkir khusus bagi pengunjung. Namun semua itu seakan tak terpikirkan lagi tatkala kaki mulai melangkahi jalan aspal kasar yang berkelok-kelok, bercabang, mengular ke sejumlah fasilitas. Sebelah kiri adalah bibit kelengkeng, mangga, sebelah kiri bibit durian. Sepertinya untuk bisa memetik buah sendiri harus sabar menunggu pohon pohon tadi berbuah. Namun jika durian, ada beberapa pohon yang memang umurnya sudah tua namun tidak ditebang saat pembuatan kolam pancing ini.

Oh, ya, biaya parkir kendaraan Rp5.000, karcis tanda masuk Rp10.000 per kepala. Di depan bertemu pertigaan, silakan pilih arah tujuan sesuai kebutuhan. Yang ingin bersantap silakan ke kanan, ada rumah makan yang menyediakan banyak menu dengan harga terjangkau. Di ujung depan rumah makan ada beberapa tenda dom yang sudah didirikan. Bisa bermalam di tenda ini dengan membayar Rp50.000 per malam, Kalau mau tenda yang lebih besar, semacam tenda militer, sewanya Rp300.000 per malam. Menginap di tenda bukan berarti dunia Anda hanya sebatas tenda tadi. Melangkahlah keluar, maka terdapat kursi yang dibuat dari potongan batang pohon. Diatur dengan jarak tertentu, sangat nyaman dijadikan tempat bercengkerama.

Warna bunga berbeda bisa dinikmati dari jalan
setapak yang juga berwarna. F-dhewe
Di sebelah kanan juga tersedia gazebo dengan atap yang lebih luas dibandingkan yang ada di sekitar kolam pemancingan. Bangunan kayu ini dibandun di bawah pepohonan yang batangnya besar. Wuih, nikmat sekali duduk duduk di lantai panggungnya sambil menikmati hijaunya pepohonan.

Oke, yang ingin salat, buang air kecil dan urusan sejenis silakan ke kiri. Tapak-tapak jalan dibuat cukup menarik, bahkan ada yang dicat dengan warna berbeda. Seluruh area yang luasnya sekitar enam hektare dapat dijelejahi dengan jalan kaki. Kendaraan bahkan tak diperbolehkan masuk ke dalam. Kesan hijau sudah pasti menjadi daya tarik pertama yang ingin dijual. Jika ada tanah yang kosong, dalam arti tak ada pepohonannya, semua sudah tertutup oleh hijaunya rumput jepang seluas mata memandang.

Sebagai pemanis lokasi, ditanam aneka bebungaan di segala sudut. Hasilnya, saat aku berkeliling tadi pagi kulihat beberapa pengunjung swafoto. Gerimis masih turun saat aku sampai,  namun bukan cuma aku yang ingin menikmati udara sehat kolam pemancingan, karena setengah jam kemudian sejumlah rombongan kulihat masuk.

Bentuk atap dan jalan setapak di sekeliling kolam sama.
F-dhewe.
Primadonanya sendiri berada di depan, di sebuah kolam luas berbentuk bulat. Kolam ini dilengkapi jalan di tepinya secara keseluruhan. Gazebo dengan atap rumbia menambah indah suasana jalan-jalan bagi siapa saja. Bangunan ini tidak langsung didirikan berdempetan dengan jalan di sekeliling kolam pancing, melainkan sengaja dibangun agak ke luar. Nah, jalan setapaknya dari jalan yang mengelilingi kolam pancing sampai ke tangga gazebo inilah pesonanya menenangkan jiwa. Beberapa batu buatan disusun supaya langkah kaki manusia bisa memijakinya. Antara satu batu dengan lain dicat warna berbeda. Sementara di depan gazebo dan sudutnya bebungaan tumbuh subur.

Salah satu kekurangan yang kulihat di gazebo ini adalah tidak adanya colokan listrik. Pasti kita tahu, zaman sekarang hampir setiap orang menggunakan ponsel. Jika pas kebetulan baterei lemah sesampai di sini, kan bisa sambil istrirahat mengisi daya baterei ponsel. Padahal bayar sewa gazebonya Rp30.000.

Yang tidak membawa peralatan pancing bisa menyewa. Ada sebuah bangunan yang khusus melayani penyewaan alat pancing. Sewanya Rp30.000 per alat. Jika mendapatkan ikan, boleh dimasak di sini atau dibawa pulang. Jika dibawa pulang berat ikan yang berhasil ditangkap harus ditimbang dahulu dan dibayar.

Kolam ini bisa memuaskan hasrat puluhan pemancing.
F-dhewe.
Aku tanyakan ke beberapa karyawan, jika tak sedang gerimis Kolam Pancing Poyotomo selalu ramai. Bukan hanya mereka yang ingin merasakan sensani memancing, melainkan juga pengunjung yang sekadar jalan-jalan menyaksikan keindahan taman dan menjulangnya Gunung Bintan yang menjadi latar belakang kolam pemancingan.

Berdasarkan apa yang mereka sampaikan, pengunjung yang duduk di tepi kolam pemancingan tak melulu laki-laki. Memancing bagi beberapa orang sudah dianggap sebagai hiburan keluarga, sehingga tak jarang ayah, ibu dan anak-anaknya sama-sama duduk di kolam pemancingan untuk berloma mendapatkan ikan terbanyak atau terberat. Sambil menunggu umpan disambar ikan, diselingi percakapan yang dilakukan dalam suasana menyenangkan. Bagi mereka yang memang hobi memancing, duduk menunggu sambaran ikan di mata kail bisa dilakukan dari pagi hingga sore.


Bangku kayu di tengah alam, cucok banget. F-dhewe
Kolam Pancing Poyotomo bisa dikunjungi warga setiap hari mulai pukul 10.00. Libur hanya pada hari Senin, kecuali pada hari tersebut adalah hari libur nasional. Dengan semakin banyaknya publikasi tempat ini, semakin banyak pengunjung. Tadi pagi aku melihat serombongan anak-anak muda menggunakan satu mobil bus. Begitu turun dan menyebar di area kolam pemancingan, semuanya larut dalam kegembiraan. Kolam ini serasa keindahan di tengah alam. Jika dilihat, hampir tak ada batas di ujung cakrawala. Di belakang gazebo terlihat pepohonan tinggi sebagai latarnya. Belum lagi kehadiran Gunung Bintan yang berdiri gagah di tengah-tengah.

Jika kita cari informasi tentang Kolam Pancing Poyotomo, akan cukup banyak yang menuliskannya. Baik di blog, dan paling banyak di media sosial.

Saat ini mangga, kelengkeng dan buah lain masih
butuh waktu untuk berbuah. Tak sabar, ya?. F-net
Bersantai seharian di tempat wisata ini masih bisa kok tetap menjalankan kebutuhan, baik jssmani dan rohani. Kebutuhan jasmani silakan pilih menu makanan yang disediakan pengelola tempat ini. Rumah makannya pun cukup bersih, dengan kursi yang ditata cukup rapi.

Saat azan tiba, bagi umat Islam yang ingin meninggalkan sejenak joran pancingnya bisa menepaki jalan setapak menuju musala yang dibuat di dekat toilet pria dan wanita. Toiletnya dijaga sehingga cukup nyaman,. demikian juga dengan musalanya, yang jaraknya tak lebih dari 10 meter.

Nikmati pemandangan alam yang menawan di tempat ini bersama keluarga atau kerabat. Keramahan alam dan hijau lingkungan akan menyegarkan pikiran yang cukup penat oleh kesibukan kerja.

Post a Comment for "Poyotomo, Lebih dari Sekadar Kolam Pancing"