Keeksotisan yang Terlupakan
Merah, hijau, biru, putih, hitam... F-potretgembong. |
Ada masa di mana aku harus diam-diam datang ke tempat ini, biasanya saat air waduk yang mulai meluap harus dikuras. Waduk buatan Belanda yang dibangun oleh buruh-buruh warga Indonesia ini memang selalu ramai ketika dikuras. Ada alasan bapak ibuku melarang aku nonton prosesnya, karena semburan air yang kencang keluar dari pintu-pintu pembuangan. Padahal, di situlah indahnya. Beberapa orang sibuk menangkap ikan, berkecimpung dalam lumpur. Ikan yang nakal menggeliat, melompat, seakan enggan untuk masuk perangkap warga. Karena akhir dari nasib mereka hanya satu: wajan penggorengan.
Tegak menantang gunung, karya Sang Maha Agung. |
Tempat tinggal mereka pun tak lagi di desa-desa di Kecamatan Gembong. Ada yang bersama keluarganya merantau ke luar negeri, di luar provinsi, meski tak sedikit yang tetap tinggal di Gembong dan masih bisa mengencani pesona Waduk Seloromo. Aku mengistilahkan waduk ini sebagai sebuah keeksotisan alam. Ya karena jarak yang jauh dari tempatku saat ini bertempat tinggal, Waduk Seloromo hanya sebatas ingatan. Ada sesuatu yang tak bisa terlepas begitu saja dari hati, meski kini jauh.
I love you too. F-mekarsari |
Waduk Seloromo masih tetap eksotis. Dilansir direkrotipatidotcom, Waduk Seloromo mulai digagas Pemerintah Belanda pada tahun 1930. Pejabat kolonial dari negara yang dikenal hebat soal bangunan batu ini menginginkan bendungan air yang sekaligus mampu mengairi kebun-kebun tebu yang berada di daerah lebih rendah di sekitarnya.
Konon, asal usul Seloromo dari kata Selo dan Romo. Selo adalah Bahasa Jawa halus dari batu, Saat pembangunan ada batu besar di tengah lokasi bakal waduk yang tak bisa dihancurkan bahkan oleh teknologi modern pada zaman itu. Lalu Romo adalah sebutan halus untuk orangtua lelaki. Entah apa kaitannya sehingga Selo dan Romo disatukan dan menjadi Seloromo. Apakah para Romo yang mampu menghancurkan batu tadi atau bagaimana, aku belum menemukan referensi.
Hanya untuk dikenang? |
Air juga mengisi akuarium yang bisa menyedot jutaan turis. Kita tentu tahu akuarium-akuarium raksasa di dunia. Aquarium of Western Australia (AOWA), Perth, Australia; AquaDom, Berlin, Jerman; Ushaka Marine World, Durban, Afrika Selatan; TurkuaZoo, Istanbul, Turki dan Okinawa Churaumi Aquarium, Okinawa, Jepang. Betapa air bisa menjadi objek wisata yang sangat layak dijual. Sementara bagi warga biasa pun masih bisa menikmati kedamaian hati lewat memandang lalu lalang ikan di akuarium kecil di sudut ruangan.
Jalan setapak, pepohonan, air, menyatu. F-mekarsari. |
Aku pasti akan senang jika Waduk Seloromo menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Pati. Zaman yang semakin maju, menjadikan sebuah tempat sebagai viral di internet, kini bukan lagi hal yang sesulit dahulu. Dan aku yakin teman-teman bermainku saat itu pun memiliki pemikiran yang sama dengan aku. Informasi tentang Waduk Seloromo kini bisa kudapatkan dari teman-temanku di grup. Memang sebatas foto, foto kamera, namun sudah cukup untuk mengurangi banyaknya pertanyaan akan Waduk Seloromo. Kulihat foto-fotonya, tetapi maaf aku tidak berbincang dengan foto. Nanti dikira hahahaha. Teman-temanku yang baik pasti akan selalu mengabarkan kabar terbaru dari waduk yang melegenda bagiku itu.
Berharap suatu saat nanti masih bisa menikmati suasana Waduk Seloromo bersama teman-temanku. Kembali ngobrol tentang kehidupan. Saling berbagi ide dan gagasan. Semoga.
Post a Comment for "Keeksotisan yang Terlupakan"