Desain Taman Terbaik di Indonesia Ada di Tanjungpinang
Andai ada sepaker melengkapi Taman Batu 10, Tanjungpinang, agaknya lagu yang paling pas untuk diputar adalah Kumpul Bocah-Nya vina Panduwinata. Kaki kecil berlari kesana kemari, Sambil tertawa riang, Kedua tangannya diayun kiri kanan, Hari ini bahagia, terbias di wajahnya, begitu petikan bait pertama lagu tersebut.
Ya, bagi warga yang tinggal di Batu 10, kehadiran Taman Batu 10 memberikan kebanggaan tersendiri. Juga mengusir rasa iri. Soalnya setiap kali menyebut taman di Tanjungpinang, yang paling gampang disebut adalah taman-taman di Tepi Laut. Ada Taman Bestari, Taman Tugu Pensil, Taman Tugu Proklamasi, Tepi Lautnya Sendiri. Memangnya hanya warga sekitar Tepi Laut yang butuh ruang terbuka hijau untuk keluarga?
Terbukti, setiap hari, khususnya sore hari, Taman Batu 10 ramai oleh anak-anak kecil. Yang sudah bisa berlari, mereka menyerbu aneka permainan ketangkasan yang dibangun di sudut taman. yang baru bisa berjalan dipandu oleh orangtuanya. Tertatih-tatih dengan bibir mengucap kata kata yang kurang jelas. Ta ta ta, tu ti tu, dadut dan ocehan ala bayi. Kaki kecil mereka belum sepenuhnya menjejak tanah. Tangan orang tuanya yang melingkar di bawah ketika membantu upaya belajar berjalan semakin mengasyikkan.
Bagi pembaca setia blog ini yang bukan tinggal di Tanjungpinang, mungkin bertanya mengapa kok dinamakan Taman Batu 10. Batu adalah istilah pengganti untuk kilometer. Yah, masih mirip miriplah di Malaysia. Jadi sah-sah saja memberitahukan kepada teman-teman ada Taman Kilometer 10. Panjang amat, hehe.
Taman yang terletak di samping Terminal Sei Carang, berdekatan dengan Pasar Bestari Bintan Centre dan Pujasera Bintan Centre ini memiliki luas lima hektare. Untuk menjaga ketertiban, pintu masuknya sengaja dipasang pipa besi berdiri, gunanya hanya manusia yang bisa masuk. Motor yang mencoba masuk pasti terhalang, kecuali diangkat. Toh, di dalam juga akan kesulitan menaruh motornya. Jalan setapak, rumput hijau yang meluas, bangunan-bangunan ikonik seperti atap yang menjulang, dengan beberapa lobang menganga di bagian ujungnya. Ada simbol semacam jembatan di sana.
Lalu nama taman disimbolkan dengan tulisan Taman Batu 10. Berdiri kokoh, dengan penyangga berfungsi serbaguna. Jangan kaget jika tiba-tiba si kecil Anda berlarian di antara huruf-huruf tadi. Atau asyik berseluncur di beton landai yang memang difungsikan sebagai tempat perosotan. Setiap sore wew ramai sekali. Kecuali hujan.
Seni instalasi lain yang merupakan ciri taman ini adalah bunga payung. Bentuknya bulat-bulat, membentuk daun atau bunga aku juga tak tahu pasti. Kreasi ini lebih hidup tatkala malam, karena pada tepian lingkaran lampunya menyala. Sekilas seperti bebungaan pada film Avatar atau Alice in Wonderland. Yah kalau agak mirip sedikit, mirip-miripkan saja hehe. Tak jauh dari sana, ada pusat mainan. Ada tangga jaring, telur berputar, jembatan gantung dan semacamnya.
Dan aku salah satu orang yang menyukai aktivitas di sini saat sore hari. Menyaksikan anak-anak kecil berebut mainan. Ada yang nangis. Mengadu ke orangtuanya dengan menunjuk-nunjuk temannya yang membuatnya "terusir" dari permainan. Lalu ada ibu muda yang membujuk anaknya agar jangan memanjat terlalu tinggi. Setiap anak kecil adalah indah, polos, gemas. Tertawa, menangis, merajuk. Lalu minta jajan yang dengan mudah bisa diperoleh di sudut pintu keluar. Para penjual berderet menyajikan aneka jajanan. Huenaknya anak kecil, tinggal minta. Boleh pakai nangis sesekali.
Taman batu 10 diresmikan penggunaannya oleh Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, akhir Oktober 2016 silam. Dibangun atas kerja sama Satuan Kerja (Satker) Penataan Bagunanan dan Lingkungan Provinsi Kepri dengan Kementrian PU dan Perumahan Rakyat serta Pemerintah Kota Tanjungpinang. Duitnya menggunakan anggaran APBN 2016. Pengelolaannya pada akhirnya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tanjungpinang.
Desain taman memang sengaja seminialis mungkin, namun anggaran yang dipakai mencapai Rp4,7 miliar. Dan Lis pada saat pembukaan Taman Batu 10 mengatakan, ke depan pemerintah akan terus melengkapi fasilitasnya. Dari Kepala Satker PBL PU Provinsi Kepri, Iswanto, disebutkan pembangunan taman selama enam bulan dan yang membanggakan desain Taman Batu 10 sebagai salah satu desain taman terbaik di Indonesia.
"Kementerian sudah mengakui, bahwa Taman Batu 10 termasuk taman terbaik yang ramah lingkungan," kata Iswanto waktu itu.
Nah untuk remajanya apa harus ngumpul berebut mainan dengan anak-anak? Tenang bro, di sini juga dibangun arena panjat dinding dengan desain papan dinding yang memenuhi syarat memanjat. yang mau gitar-gitaran juga boleh. Atau bengong karena bingung mau ngapain.
Dan bait terakhir lagu Kumpul Bocah sengaja kupasang di akhir tulisanku. Timplak timplung timplak timplak timplung bletak, Kempul kemplak kembyar, La la la pandanglah awan di atas bintang-bintang, Di sana semua bidadari turut bernyanyi riang.
Inginkah kau pergi ke sana, Terbang bersama kupu kupu, Bermain pelangi, bersama dewa-dewi, Petiklah ..sebuah bintang, Dan bawalah pulang, Berikan pada guru tersayang.
Masih penasaran hanya dengan membaca artikel yang ditulis asal njeplak dan melihat foto yang diambil menggunakan kamera ponsel murahan di atas? Ya udah deh, silakan nikmati audio visualnya di bawah ini. Tenang saja, video berdurasi pendek ini aku jamin juga kuambil pakai ponsel yang sama dengan yang kupakai untuk mengambil foto, hehehehe. Ah, jangan protes melulu, ah, lihat aja videonya dan silakan datang. Jika Anda Blogger dari luar Kepri yang ingin datang ke taman ini jangan lupa hubungi lambenjeplak, ya? Terima kasih.
Welcome to Taman Batu 10 ladies and gentleman. F-dhewe. |
Terbukti, setiap hari, khususnya sore hari, Taman Batu 10 ramai oleh anak-anak kecil. Yang sudah bisa berlari, mereka menyerbu aneka permainan ketangkasan yang dibangun di sudut taman. yang baru bisa berjalan dipandu oleh orangtuanya. Tertatih-tatih dengan bibir mengucap kata kata yang kurang jelas. Ta ta ta, tu ti tu, dadut dan ocehan ala bayi. Kaki kecil mereka belum sepenuhnya menjejak tanah. Tangan orang tuanya yang melingkar di bawah ketika membantu upaya belajar berjalan semakin mengasyikkan.
Bermain di sela huruf. Fotoku dhewe. |
Taman yang terletak di samping Terminal Sei Carang, berdekatan dengan Pasar Bestari Bintan Centre dan Pujasera Bintan Centre ini memiliki luas lima hektare. Untuk menjaga ketertiban, pintu masuknya sengaja dipasang pipa besi berdiri, gunanya hanya manusia yang bisa masuk. Motor yang mencoba masuk pasti terhalang, kecuali diangkat. Toh, di dalam juga akan kesulitan menaruh motornya. Jalan setapak, rumput hijau yang meluas, bangunan-bangunan ikonik seperti atap yang menjulang, dengan beberapa lobang menganga di bagian ujungnya. Ada simbol semacam jembatan di sana.
Lalu nama taman disimbolkan dengan tulisan Taman Batu 10. Berdiri kokoh, dengan penyangga berfungsi serbaguna. Jangan kaget jika tiba-tiba si kecil Anda berlarian di antara huruf-huruf tadi. Atau asyik berseluncur di beton landai yang memang difungsikan sebagai tempat perosotan. Setiap sore wew ramai sekali. Kecuali hujan.
Hijau dan bersih juga nyaman. Fotoku dhewe. |
Dan aku salah satu orang yang menyukai aktivitas di sini saat sore hari. Menyaksikan anak-anak kecil berebut mainan. Ada yang nangis. Mengadu ke orangtuanya dengan menunjuk-nunjuk temannya yang membuatnya "terusir" dari permainan. Lalu ada ibu muda yang membujuk anaknya agar jangan memanjat terlalu tinggi. Setiap anak kecil adalah indah, polos, gemas. Tertawa, menangis, merajuk. Lalu minta jajan yang dengan mudah bisa diperoleh di sudut pintu keluar. Para penjual berderet menyajikan aneka jajanan. Huenaknya anak kecil, tinggal minta. Boleh pakai nangis sesekali.
Ikonik banget. Fotoku dhewe. |
Desain taman memang sengaja seminialis mungkin, namun anggaran yang dipakai mencapai Rp4,7 miliar. Dan Lis pada saat pembukaan Taman Batu 10 mengatakan, ke depan pemerintah akan terus melengkapi fasilitasnya. Dari Kepala Satker PBL PU Provinsi Kepri, Iswanto, disebutkan pembangunan taman selama enam bulan dan yang membanggakan desain Taman Batu 10 sebagai salah satu desain taman terbaik di Indonesia.
Ini dia yang bikin elok taman. Fotoku dhewe. |
Nah untuk remajanya apa harus ngumpul berebut mainan dengan anak-anak? Tenang bro, di sini juga dibangun arena panjat dinding dengan desain papan dinding yang memenuhi syarat memanjat. yang mau gitar-gitaran juga boleh. Atau bengong karena bingung mau ngapain.
Dan bait terakhir lagu Kumpul Bocah sengaja kupasang di akhir tulisanku. Timplak timplung timplak timplak timplung bletak, Kempul kemplak kembyar, La la la pandanglah awan di atas bintang-bintang, Di sana semua bidadari turut bernyanyi riang.
Inginkah kau pergi ke sana, Terbang bersama kupu kupu, Bermain pelangi, bersama dewa-dewi, Petiklah ..sebuah bintang, Dan bawalah pulang, Berikan pada guru tersayang.
Masih penasaran hanya dengan membaca artikel yang ditulis asal njeplak dan melihat foto yang diambil menggunakan kamera ponsel murahan di atas? Ya udah deh, silakan nikmati audio visualnya di bawah ini. Tenang saja, video berdurasi pendek ini aku jamin juga kuambil pakai ponsel yang sama dengan yang kupakai untuk mengambil foto, hehehehe. Ah, jangan protes melulu, ah, lihat aja videonya dan silakan datang. Jika Anda Blogger dari luar Kepri yang ingin datang ke taman ini jangan lupa hubungi lambenjeplak, ya? Terima kasih.
Wah sebagus itu ya mas, aq blm mendarat disana ki🙈
ReplyDelete