Jangan Lupa Bahagia
Siapa yang tak kenal Lady Diana Spencer? Kalau mereka yang 20 tahun lalu usianya belasan tahun seharusnya tahu siapa gadis biasa yang kemudian dipersunting Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris. Ya, Diana mencuri perhatian dunia lantaran selama 300 tahun, ialah satu satunya orang biasa (bukan dari kalangan kerajaan atau bangsawan) yang menjadi anggota kerajaan. Pada 29 Juli 1981, Pangeran Charles dan Diana menikah, disaksikan 750 juta pasang mata di seluruh dunia lewat tayangan langsung televisi.
Diana, di usianya yang muda, 20 tahun menikah dengan pangeran yang usianya 13 tahun lebih tua. Namun perbedaan itu tak membuat keduanya tampak bermasalah. Kala itu, kegiatan Putri Diana selalu menjadi sorotan kamera wartawan dan menarik disaksikan penduduk dunia. Pada 1982, lahir putra pertama Pangeran William. Satu tahun kemudian, Charles dan Diana dikaruniai anak kedua, yakni Pangeran Harry. Wah, bahagianya mereka. Pasangan yang romantis. Diana yang cantik, Charles yang seorang pewaris tahta kerajaan, siapa yang tak ingin seperti mereka?
Hingga, 20 tahun setelah kematian Putri diana yang meninggal pada 31 Agustus 1997 dalam sebuah kecelakaan tragis, di terowongan Pont de l'Alma, Paris, Prancis, National Geographic menayangkan film dokumenter berjudul Diana: In Her Own Words. Aku beruntung bisa menyaksikannya belum lama ini. Padahal biasanya acara favoritku Nazi Mega Structure. Film ini berupa pengakuan Diana kepada yang diungkap ke publik pertama kali. Dan saat aku menyaksikannya, sungguh tak pernah sku bayangkan jika selama menikah 15 tahun hati Diana penuh kesedihan. Tetapi aku tak ingin mengupas apa saja pengakuan Diana karena saat ini sudah banyak artikelnya, juga videonya kalau rajin mencari di internet. Aku menyaksikannya tiga kali, dua kali melalui fasilitas video on demand.
Iya, jangan lupa bahagia sahabat. Jangan dipaksakan kebahagiaan itu. Kalau Putri Diana bertahan selama 15 tahun karena ia wanita yang tangguh dan sadar menjadi anggota kerajaan, kita yang biasa saja nggak harus selalu seperti itu. Apalagi yang duitnya pas pasan, rumah juga masih kredit, kendaraan kredit, perabotan kredit. Masih bisa lancar nyicil ya mari kita bahagia. Bisa jemput calon istri pulang kerja pakai motor tua, mari bahagia. Lebaran masih bisa pulang kampung nikmati saja bahagia itu sahabat.
Yang nggak bisa bayar kredit kendaraan, rumah, atau dua duanya sekaligus banyak. banyak banget malah. Coba tanya yang punya teman leasing, berapa banyak barang yang ditarik karena nunggak? Wuih banyak bro. Coba setiap hari nonton teve, dengar radio, baca koran, buka media sosial, pasti dalam sehari ada peristiwa yang terjadi karena pada intinya seseorang lupa bahagia. Bunuh diri karena ditinggal pacar, sementara ia masih muda, berduit, yaaaah sayang nyawa dipendek pendekin gitu. Memang semua pasti kehendak Allah, kalau jatahnya mati ya mati. Tapi ya mbok jangan lewat tali gantungan atau nabrak diri ke mobil, terjun dari jembatan dan sebagainya. Kalau sama orang yang suka cerita misteri, yang dipikirkan hanya nanti jadi hantu gantayangan hehehhe.
Saat ini tengah membaca tulisan ini? Resakan bahagianya sahabat. Yang tunanetra itu gak bisa semudah Anda membacanya. Atau yang tak punya ponsel pintar atau komputer. Anda sudahlah punya smarphone, kuota internet, bisa membaca dunia kapan saja kok lupa bahagia. Kuwalat nanti. ya jangan rakur untuk bersyukur dan merasa bahagia itu. Masa ingat bahagianya hanya saat berhasil menikahi pasangan yang diidamkan, diangkat menjadi pegawai tetap, rumah baru saja lunas, dan segala kesenangan lainnya. Mbok ya satu kesenangan yang dialami membuat ingat bahagia.
Rumah masih kredit, tapi sudah berani melamar anak gadis orang, jangan lupa bahagia sahabat. Bisa bayar uang muka motor lalu motor dibawa pulang, ya bahagialah. Jangan lupakan bahagia meski enam hari kemudian haru bayar anak bayar SPP dan les bahasa asing hehehe. Bahagia itu sederhana kok, nggak usah nunggu terlalu lama. Satu kesenangan atau kejadian menggembirakan didapat, bahagialah saat itu. Nanti ada kejutan lain yang menggembirakan, jangan lupa bahagia. Belajar dari kisah hidup Putri Diana, untuk menjaga keluarga besarnya ia mencoba untuk bahagia setiap saat. Foto fotonya menyenangkan untuk dilihat. Kecantikannya melunturkan kesedihannya. Padahal sejatinya sedih banget.
Kebahagiaan sejati yang mungkin akan dilaluinya bersama kekasihnya Dodi Alfayed, tetapi Ajal lebih dahulu menjemputnya. So sahabatku, jangan pernah mengatakan: ah, hidupku tak pernah bahagia. Nanti malah nggak bahagia beneran, lho.
Diana, di usianya yang muda, 20 tahun menikah dengan pangeran yang usianya 13 tahun lebih tua. Namun perbedaan itu tak membuat keduanya tampak bermasalah. Kala itu, kegiatan Putri Diana selalu menjadi sorotan kamera wartawan dan menarik disaksikan penduduk dunia. Pada 1982, lahir putra pertama Pangeran William. Satu tahun kemudian, Charles dan Diana dikaruniai anak kedua, yakni Pangeran Harry. Wah, bahagianya mereka. Pasangan yang romantis. Diana yang cantik, Charles yang seorang pewaris tahta kerajaan, siapa yang tak ingin seperti mereka?
Hingga, 20 tahun setelah kematian Putri diana yang meninggal pada 31 Agustus 1997 dalam sebuah kecelakaan tragis, di terowongan Pont de l'Alma, Paris, Prancis, National Geographic menayangkan film dokumenter berjudul Diana: In Her Own Words. Aku beruntung bisa menyaksikannya belum lama ini. Padahal biasanya acara favoritku Nazi Mega Structure. Film ini berupa pengakuan Diana kepada yang diungkap ke publik pertama kali. Dan saat aku menyaksikannya, sungguh tak pernah sku bayangkan jika selama menikah 15 tahun hati Diana penuh kesedihan. Tetapi aku tak ingin mengupas apa saja pengakuan Diana karena saat ini sudah banyak artikelnya, juga videonya kalau rajin mencari di internet. Aku menyaksikannya tiga kali, dua kali melalui fasilitas video on demand.
Iya, jangan lupa bahagia sahabat. Jangan dipaksakan kebahagiaan itu. Kalau Putri Diana bertahan selama 15 tahun karena ia wanita yang tangguh dan sadar menjadi anggota kerajaan, kita yang biasa saja nggak harus selalu seperti itu. Apalagi yang duitnya pas pasan, rumah juga masih kredit, kendaraan kredit, perabotan kredit. Masih bisa lancar nyicil ya mari kita bahagia. Bisa jemput calon istri pulang kerja pakai motor tua, mari bahagia. Lebaran masih bisa pulang kampung nikmati saja bahagia itu sahabat.
Yang nggak bisa bayar kredit kendaraan, rumah, atau dua duanya sekaligus banyak. banyak banget malah. Coba tanya yang punya teman leasing, berapa banyak barang yang ditarik karena nunggak? Wuih banyak bro. Coba setiap hari nonton teve, dengar radio, baca koran, buka media sosial, pasti dalam sehari ada peristiwa yang terjadi karena pada intinya seseorang lupa bahagia. Bunuh diri karena ditinggal pacar, sementara ia masih muda, berduit, yaaaah sayang nyawa dipendek pendekin gitu. Memang semua pasti kehendak Allah, kalau jatahnya mati ya mati. Tapi ya mbok jangan lewat tali gantungan atau nabrak diri ke mobil, terjun dari jembatan dan sebagainya. Kalau sama orang yang suka cerita misteri, yang dipikirkan hanya nanti jadi hantu gantayangan hehehhe.
Saat ini tengah membaca tulisan ini? Resakan bahagianya sahabat. Yang tunanetra itu gak bisa semudah Anda membacanya. Atau yang tak punya ponsel pintar atau komputer. Anda sudahlah punya smarphone, kuota internet, bisa membaca dunia kapan saja kok lupa bahagia. Kuwalat nanti. ya jangan rakur untuk bersyukur dan merasa bahagia itu. Masa ingat bahagianya hanya saat berhasil menikahi pasangan yang diidamkan, diangkat menjadi pegawai tetap, rumah baru saja lunas, dan segala kesenangan lainnya. Mbok ya satu kesenangan yang dialami membuat ingat bahagia.
Rumah masih kredit, tapi sudah berani melamar anak gadis orang, jangan lupa bahagia sahabat. Bisa bayar uang muka motor lalu motor dibawa pulang, ya bahagialah. Jangan lupakan bahagia meski enam hari kemudian haru bayar anak bayar SPP dan les bahasa asing hehehe. Bahagia itu sederhana kok, nggak usah nunggu terlalu lama. Satu kesenangan atau kejadian menggembirakan didapat, bahagialah saat itu. Nanti ada kejutan lain yang menggembirakan, jangan lupa bahagia. Belajar dari kisah hidup Putri Diana, untuk menjaga keluarga besarnya ia mencoba untuk bahagia setiap saat. Foto fotonya menyenangkan untuk dilihat. Kecantikannya melunturkan kesedihannya. Padahal sejatinya sedih banget.
Kebahagiaan sejati yang mungkin akan dilaluinya bersama kekasihnya Dodi Alfayed, tetapi Ajal lebih dahulu menjemputnya. So sahabatku, jangan pernah mengatakan: ah, hidupku tak pernah bahagia. Nanti malah nggak bahagia beneran, lho.
Post a Comment for "Jangan Lupa Bahagia"