Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Susahnya Belajar dari Pengalaman

Bahkan perjalanan bisa jadi guru. Foto dhewe
Setiap orang memiliki pengalaman masa lalu. Ada pengalaman yang membahagiakan, namun tak sedikit pengalaman yang menyesatkan. Pengalaman itu beragam, urusan uang, politik, cinta hingga kepercayaan. Yang perlu dijadikan pelajaran, khususnya adalah pengalaman yang tidak menyenangkan.

Namun manusia juga punya sifat yaitu gampang melupakan masa lalu. Masa lalu adalah kenangan, masa depan adalah harapan. Jika hal tersebut dipegang tanpa dipikir lebih dahulu, tak akan ada pelajaran dari masa lalu. Padahal adanya saat ini tak bisa lepas dari keberadaan masa lalu. Seyogyanya, masa lalu adalah catatan kegagalan yang bisa dievaluasi untuk diperbaiki mana yang perlu dan pada bagian apa perbaikan itu harus dilakukan.

Kegagalan masa lalu bukan berarti menjadi keberhasilan pada saat ini atau masa depan. Terkadang butuh beberapa kali untuk menaklukkan kegagalan sebelumnya. Yang paling bagus dijadikan contoh ya mengibaratkan diri mendapatkan kekasih yang sesuai keinginan. Orang yang jatuh cinta dan benar benar cinta akan melakukan berbagai cara untuk satu tujuan akhir, happy ending. Pakai surat ditolak, pakai gitar. Pakai gitar dilempar tetangga karena berisik, bisa pakai salam salaman di radio (hehehe, ini zaman jadul).


Saat teknologi semakin canggih, kirim pesan lewat sosial media berupa teks dan foto. Tak juga mendapatkan perhatian, kirim suara yang direkam. Gagal juga, pakai video ungkapan hati. Masih belum sukses, buat chanel Youtube lalu mengunggah pengakuan cinta. Jika berhasil itu perjuangan. Pasti terasa nikmatnya. Jika gagal, ya bagaimana lagi itulah nasib bro hehehe.

Bukan hanya pengalaman sendiri bisa dijadikan pelajaran ke depan. Bisa juga dari hasil membaca pengalaman orang orang yang kini menjadi terkenal. tentu saja harus dipahami, jika menggunakan pelajaran dari pengalaman orang lain sama nggak kasusnya. Andaikata tak sama, seberapa jauh penyimpangannya. Lha kalau pengalaman yang dibaca kisah hidup seorang prajurit saat bertahan di dalam hutan, membunuh musuh musuhnya dengan belati, makan daging ular dan sebagainya ya nggak harus dilakukan seseorang yang gagal berdagang dan ingin mengulangi usahanya dengan belajar dari masa lalu.

Satu lagi, belajar dari pengalaman itu gratis. Tak harus mengeluarkan biaya. Tinggal putar kembali memori atau ingatan Anda akan kegagalan itu. Lalu renungkan, pikirkan, mengapa kegagalan itu bisa terjadi. Coba Anda menemui konsultan atau psikolog, butuh waktu dan mengeluarkan biaya. Kadang tak sedikit. Memang tidak mudah bagi seseorang yang tak sungguh sungguh ingin menjadikan pengalaman sebagai guru.

Pengalaman adalah guru terbaik. Meski zaman sekarang tak semua guru baik, nyatanya pepatah tersebut masih eksis hingga aku tuliskan kalimat asal njeplak ini. Sekecil apapun pengalaman itu, pasti ada hikmahnya. Contoh yang paling gampang dan pernah kualami adalah saat harus menyeberang dari Pulau Bintan ke Pulau Batam menggunakan kapal Roro di Tanjunguban. Perjalanan pertama tak bisa berangkat dengan kapal pertama karena datang terlambat. Pada perjalanan berikutnya, dari rumah lebih pagi sehingga keterlambatan tak lagi kualami.

Selamat malam sahabat...

Post a Comment for "Susahnya Belajar dari Pengalaman"