Baru Niat Baik Sudah Mendapatkan Kebaikan
Dompetku yang baru saja ditemukan orang. Foto: dhewe |
Pedagang bensin terdekat masih kira kira lima kilometer bahkan lebih. Kalau harus jalan kaki entah jam berapa mereka sampai ke pengecer bensin. Dalam hati aku berniat, setelah mengambil uang di ATM yang ada di Batu 16, aku ingin membeli satu botol bensin eceran untuk mereka. Yang ada hanya rasa kasihan, karena sangat jauh untuk menemukan bensin. Dan langit pagi ini juga mendung, titik gerimis kecil sudah mulai terasa di kulit kepala. Siapa tahu mereka tengah menempuh perjalanan untuk sesuatu yang sangat penting?
Simpang Lintas Barat kulalui, sejenak menunggu lampu hijau menyala, aku belok ke kanan ke arah Kota Tanjungpinang. Kira kira satu kilometer ada galeri ATM. Aku harus menarik uang karena sehabis salat Jumat siang ini, beberapa tetangga di perumahan tempat aku tinggal ingin mengajak survei pedagang sapi. Ya, setiap tahun warga perumahanku senantiasa iuran untuk membeli sapi, sesuai aturan kurban dan kambing. Kebetulan tahun ini aku menjadi bendahara perumahan, mau tak mau aku yang harus menerima uang dari warga yang berkurban sapi tadi. Kalau kambing, para peserta kurban membawa sendiri kambingnya menjelang hari H nanti.
Mengambil uang di ATM tentu tak bisa secepat pengambilan melalui teller. Ada batas maksimal yang tak bisa dilewati jumlahnya per sekali tarik. Sebenarnya yang kuambil hanya separo dari jumlah uang yang terkumpul, sebab yang separo masih dalam bentuk uang tunai yang kubawa kemana mana dalam tas. Sebelum aku masuk, ada seorang warga yang menarik uang. Aku giliran kedua.
Sementara saat aku menarik uang, ada dua warga lain menunggu. Waktu yang ada benar benar kumanfaatkan. Begitu uang keluar, segera kumasukkan kartu lagi, mengisi PIN lalu menekan angka untuk pengeluaran jumlah uang maksimal. Biar cepat, karena ada orang lain yang menunggu. Setelah selesai, buru buru aku keluar.
Kendaraan belum lagi bergerak, baru kukendarai namun belum tarik gas, ketika kudengar seorang warga yang masih menunggu menggunakan ATM memanggilku dengan kata sapaan. Aku matikan mesin kendaraan, lalu tiba tiba lelaki yang masuk ke ruang ATM setelah aku tadi membawa sebuah dompet kulit (entah asli atau tidak kulitnya hehehe) berwarna hitam. Langsung saja kukenali itulah dompetku. Kuraba saku celanaku, lihat dalam tas punggung, rupanya memang itulah dompet aku satu satunya.
Orang yang membawa dompet sejenak menanyakan sesuatu kepadaku, dan kujawab dengan benar karena itu memang dompetku. Alhamdulillah, masih ada orang baik di pagi hari tadi. Sekilas aku membayangkan andaikata dompet lupa kuambil, lalu yang masuk setelah aku bukan tipe orang seperti itu, kemungkinan besar aku akan kelimpungan. Ngurus ngurus surat seperti STNK, SIM, Kartu ATM, KTP lagi tentu bukan pekerjaan yang sebenarnya tak ingin kita lakukan, bukan? Aku berterima kasih kepada orang tersebut.
Persoalannya, setelah kejadian itu aku lupa putar balik dengan membawa satu botol bensin untuk dua orang yang menuntun sebuah sepeda motornya tadi. Aku benar benar lupa. Jadi begitu keluar dari halaman ruko yang ada ATM-nya, aku mengendarai kendaraanku pulang. Aku baru ingat ingin membeli bensin botolan justru sesaat sebelaum sampai rumah, enam kilometer dari TKP orang yang kehabisan bensin tadi.
Baru niat baik meski akhirnya tak jadi kulakukan lantaran lupa, Gusti Allah sudah menggerakkan hati seseorang yang masuk ATM setelahku dengan mengabari aku jika dompetku tertinggal dan memberikannya kepadaku. Matur nuwun Gusti...
Post a Comment for "Baru Niat Baik Sudah Mendapatkan Kebaikan"