Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Doa untuk Ibu

foto: borderlinepersonalitytreatment


Saat kutulis doa ini, ibuku adalah perempuan berusia 60 tahun yang tak lagi ditemani ayah, karena lelaki yang sudah memberinya enam anak ini telah lebih dahulu menghadap Ilahi.

Ya Allah,
semakin kutatap foto ibuku, semakin kering rasanya rongga mataku. Penuhi kembali air mataku, agar bisa kusesali betapa banyak selahku kepada ibu. Seharusnya, ibuku adalah perempuan paling mulia yang harus kujaga, namun lebih sering aku melupakannya. Hanya mengingatnya saat aku sedih, terperosok masalah, mengharapkan dioa sejuk dari orang yang melahirkanku. Sementara saat hari berwarna, suasana hati menyenangkan, aku lupa apakah ibu di sana juga tengah tersenyum atau menangis hatinya.

Ya Allah,
ibuku pasti kesakitan tatkala melahirkanku. Apalagi teknologi kedokteran waktu itu pasti belum secanggih saat ini. Dan tahukah, apa yang aku lakukan ketika aku mendapatkan kabar ibuku sakit? Bergegas pulang untuk mengobatinya dengan setumpuk rasa sayang? Bukan. Hanya menelepon dan bertanya apakah ibu sehat? Jika ibuku menjawab sehat sehat saja, buru buru kumatikan ponsel lalu untuk sekian waktu aku lupa menelepon ibu lagi.


Ya Allah,
ampuni dosa ibuku. Dosa yang warnanya abu abu, cokelat, hitam, merah. Buat bahagia hati ibuku, Ya Allah. Jika Engkau yang membuat hati seseorang senang, itu adalah sesuatu yang sangat mudah bagi-Mu. Beri aku kesempatan agar saat Engkau panggil ibuku aku telah mejadi anak sesuai harapannya. Harapan ibuk hanya sederhana kok, Tuhan. "Jangan lupa larangan dan perintah Allah, Nak. Kalau ayah dan ibumu baik kepada semua orang, di manapun engkau berada pasti ditolong Allah," itulah kalimat yang aku percaya sampai saat ini. Dan terbukti Ya, Allah.

Ya Allah,
aku melupakan ibuk saat senang. Aku melupakan bagaimana rindunya ia denganku. Namun aku selalu mengulur waktu dengan alasan sibuk. Pasti lebih sibuk ibuku yang menggendongku di dekapan sambil memasak untuk ayah dan saudara saudaraku. Mencuci piring, lalu aku menangis keras di pelukannya. Hidungku mampet karena ingus. Dan mulut ibu segera mengisap ingus di hidungku. Jika Engkau panggil ibuku kelak, panggil sebagai jiwa yang bahagia. Egkau punya surga itu Ya Allah. Tolong berikan satu yang paling indah buat ibuku, juga ayahku yang sudah lebih dahulu menghadapmu.

Ya Allah,
ibuku adalah perempuan kampung. Namun aku yakin ibuku justru tak paham apa itu korupsi, menipu, mencaci di media sosial dan perbuatan tak terpuji yang biasa dilakukan orang modern. Nonton televisi juga kanal kanal tertentu. Ibuku tak punya banyak uang, jadi tak pernah mencoba berbisnis sesuatu yang dilarang. Jagalah hati dan segala inderanya untuk hanya kebaikan.

Ya Allah, ampuni semua salah ibuku. Sayangi ia seperti Engkau memilih orang orang yang Engkau sayangi.

Post a Comment for "Doa untuk Ibu"