Betapa Kayanya Sopir Taksi Pelabuhan Ini
![]() |
foto: tabungwakaf |
Aku mengenalnya ya saat minta diantarkan dari Pelabuhan Roro, Punggur, ke Bengkong, Jodoh lalu balik lagi ke Punggur sore harinya. Ada keperluan yang harus aku selesaikan di Batam. Meski hanya sopir taksi pelabuhan, Medi, begitu ia mengenalkan namanya sesaat setelah mobilnya meninggalkan area pelabuhan, menjaga penampilan. Bukan dalam artian glamour, busana bermerek atau semacamnya, namun lebih ke menjaga kebersihan. Bajunya bersih, celana jinsnya meski sudah lama juga bersih, bahkan sepatunya pun begitu. Dan lagi, ia ramah kepada penumpangnya. Paling tidak begitulah yang aku rasakan.
Dalam perjalanan, Medi yang banyak senyum ini menceritakan bagaimana awalnya ia datang sebagai perantau. Ia ikut teman temannya yang sudah lebih dahulu ke Batam sebagai pengantar barang. Jadi sejak di Batam ia memang sudah tak asing dengan dunia jalanan. Hanya ketekunan dan rezeki dari Tuhan akhirnyamengubah jalan hidupnya. Kini Avanza yang dikendarainya sudah milik pribadi. Keluarganya, istri dan anak anaknya tinggal di Batam.
"Banyak orang yang miskin di Batam ini," ujarnya sambil mengemudi.
Aku yang duduk di sampingnya masih terdiam. Menunggu apa yang akan disampaikannya. Namun Medi juga diam, membuat aku akhirnya membuka mulut. Kutanya kondisi riilnya seperti apa.
"Secara materi mereka banyak, rumah banyak, uang banyak, namun kurang atau bahkan tidak pandai bersyukur. Kalau tidak disyukuri pasti selalu merasa kurang," imbuh Medi.
Rupanya seperti itulah arti kaya bagi Medi. Baginya, apa yang diperolehnya dalam sehari adalah sesuatu yang wajib disyukurinya. Bahkan ia tetapbersyukur tatkala seharian penuh tak ada penumpang minta diantar. Bersyukurnya bisa beragam, masih bisa bertemu istri dan anaknya. Bersyukur karena diberikan keselamatan selama mengemudikan kendaraan di kepadatan Batam. Atau bentuk syukur yang lain. Dan jika rasa syukur itu kaitannya dengan uang yang diperolehnya, Medi akan merasa sangat kaya.
"Syukur adalah dicukupkan. Pernah dua hari dia tidak mendapatkan penumpang, tetap bersyukur. Setelah itu ya diberikan rezeki yang lebih," aku Medi.
Orang orang yang kurang bersyukur, kata Medi, akan terlihat dari kesehariannya. Ia mencontohkan, apabila ada sopir taksi pelabuhan yang setengah hari sudah mendapatkan dua penumpang namun masih mengeluh aduh aduh sambil menepuk jidat, kemungkinan yang seperti itu tak pandai bersyukur. Dan bagi Medi, kebiasaannya mengucapkan rasa syukur lantaran tempaan hidup. Susahnya hidup pernah ia rasakan.
Dengan bersyukur ia merasa kaya raya. Kadang orang salah, katanya, apabila rezeki yang diperolehnya hari itu tak cukup untuk hari itu ia merasa Tuhan tidak adil. "Padahal besok kan kita tak tahu berapa rezeki akan dikasih Tuhan sama kita," Medi menghentikan mobilnya karena tugasnya mengantarku sudah selesai.
"Alhamdulillah, semoga berkah, Mas," katanya saat menerima uang dariku. Wajahnya tenang.
Post a Comment for "Betapa Kayanya Sopir Taksi Pelabuhan Ini"