sajak jauh untukmu yang jauh
ujung mata melintas, di depan kios kecilku yang hari ini sepi, panas memapar ubun ubun mereka yang lalu lalang, entah ke mana dan mau kemana. haus menggoda tenggorokan, namun aku duduk saja, memandang layar komputer yang tak berubah, desktop kosong selama belasan menit. rindukah aku?
gulungan bahan stiker beterbangan di kelopakku, derit mesin cutting mengiris peluhku, panas karena tak ada mesin pendingin. aku bertahan di kursi tuaku, bekas kursi kapal yang dihibahkan pemilik kios yang aku sewa hampir dua tahun. ramai, hingar, terik nyata, sepi yang aku rasa. lalu bait lagu kesukaanmu sampai ke bagian reffrain, mengajak jiwaku berdansa.
engkau menari di atas selebar kertas printing yang belum sempat aku gulung, di lekukan huruf huruf itu engkau merayu, melambaikan kata hatimu, tanganmu gemulai, tubuhmu membuai, ah bergairahnya aku. aku rindu. menembus kata kata, menggetarkan jarum mesin cutting yang berlari semakin kencang, saat ia menyeret ujungnya di garis lurus. ah aku iri kepadanya, begitu mudahnya jarum cutting dan ujung desain bertemu, setiap kali kutekan tombol enter di kibor komputerku, semudah itu dan mereka bertemu.
rinduku melegenda, jauh di atas kepopuleran iwan fals, kenny rogers atau bahkan syahrini dan soimah. buktinya saat mereka beraksi di televisi, hatiku tetap mengarah ke dirimu. engkau bahkan membelah televisiku, dan keluar pelan, satu kaki, dua kaki lalu uutuh di depanku. lagu penyanyi ternama, siapa pun dia, akan berakhir, sedangkan laguku untukmu tetap mengalir, kala panas, hujan, angin besar, gerimis, senja, pagi, malam.
jam lima sore sebentar lagi, kuukur jalan dengan roda berisi ocehanmu, yang membuatku tertawa. atau sedih ketika engkau diam, tanpa kata. sepanjang jalan akan beryanyi engkau, deru mesin lori tua pun kalah keras dengan nyanyianmu. apalagi hanya berpapas dengan motor roa dua, wus wus wus... suaramua tak terkejar. jauhmu adalah rindu hariku. jarakmu adalah lagu yang tak pernah selesai, entah berapa ribu bait, dan tak akan diterima perusahaan rekaman, karena kata katanya mengular. butuh setumpuk piringan kosong untuk menampungnya.
kepayang dibuat olehmu, meradang dicumbu gayamu, menggemas digoda kata katamu. aku rindu...
gulungan bahan stiker beterbangan di kelopakku, derit mesin cutting mengiris peluhku, panas karena tak ada mesin pendingin. aku bertahan di kursi tuaku, bekas kursi kapal yang dihibahkan pemilik kios yang aku sewa hampir dua tahun. ramai, hingar, terik nyata, sepi yang aku rasa. lalu bait lagu kesukaanmu sampai ke bagian reffrain, mengajak jiwaku berdansa.
engkau menari di atas selebar kertas printing yang belum sempat aku gulung, di lekukan huruf huruf itu engkau merayu, melambaikan kata hatimu, tanganmu gemulai, tubuhmu membuai, ah bergairahnya aku. aku rindu. menembus kata kata, menggetarkan jarum mesin cutting yang berlari semakin kencang, saat ia menyeret ujungnya di garis lurus. ah aku iri kepadanya, begitu mudahnya jarum cutting dan ujung desain bertemu, setiap kali kutekan tombol enter di kibor komputerku, semudah itu dan mereka bertemu.
rinduku melegenda, jauh di atas kepopuleran iwan fals, kenny rogers atau bahkan syahrini dan soimah. buktinya saat mereka beraksi di televisi, hatiku tetap mengarah ke dirimu. engkau bahkan membelah televisiku, dan keluar pelan, satu kaki, dua kaki lalu uutuh di depanku. lagu penyanyi ternama, siapa pun dia, akan berakhir, sedangkan laguku untukmu tetap mengalir, kala panas, hujan, angin besar, gerimis, senja, pagi, malam.
jam lima sore sebentar lagi, kuukur jalan dengan roda berisi ocehanmu, yang membuatku tertawa. atau sedih ketika engkau diam, tanpa kata. sepanjang jalan akan beryanyi engkau, deru mesin lori tua pun kalah keras dengan nyanyianmu. apalagi hanya berpapas dengan motor roa dua, wus wus wus... suaramua tak terkejar. jauhmu adalah rindu hariku. jarakmu adalah lagu yang tak pernah selesai, entah berapa ribu bait, dan tak akan diterima perusahaan rekaman, karena kata katanya mengular. butuh setumpuk piringan kosong untuk menampungnya.
kepayang dibuat olehmu, meradang dicumbu gayamu, menggemas digoda kata katamu. aku rindu...
Post a Comment for "sajak jauh untukmu yang jauh"