Mungkin Ada yang Lebih...
Hidup selalu ada dua hal, hitam dan putih, gelap dan terang, senang dan sedih, sukses dan terpuruk. Jika kehidupan adalah sebuah kemenangan, hati secara otomatis akan ikut merasakannya. Semuanya tampak gampang. Jalan ke mana saja juga menyenangkan. Bincang dengan teman teman juga mengalir ceritanya. Satu hal yang membuat hidup terasa berat adalah perasaan yang terluka. Ada baiknya coba Anda simak lagu berikut ini, Malyda dan Trie Utami dengan apik berduet mencurahkan gundah gulananya saat pujaan hatinya dirasakan tak lagi cinta. Sakitnya, kekasih hati tak mengucapkan apa apa yang memberi jawaban penyebab semuanya. Tiba tiba saja menjauh...
Dari lirik pertamanya saja saya sudah ikut melo... padahal lagu lagu saya di folder komputer bisa saya katakan 90 persen beraliran rock. Tapi gak papa, sesekali hidup butuh sesuatu yang berbeda agar ilmu semakin matang. Toh soal lagu dan sedih tak pernah diajarkan di sekolah. Dari SD hingga perguruan tinggi. Sedih ya tanggung sendiri hehe. Di lagu ini hanya berawal dari kalimat: kalau sudah tak sayang... Duh. Lalu, bilang saja tak sayang, jangan bersandiwara, menyakitkan hati...
Tuh, kan? Hidup selalu ada yang dirasakan lebih. Apalagi bagi mereka yang hobi mendongak ke atas. Apa yang ada pada dirinya terasa selalu kurang. Dalam hal apa saja. Pasti ada yang dirasakan lebih. Bahkan bagi mereka yang menurut orang lain jauh lebih beruntung, tetap saja merasa ada yang lebih darinya. Umpama ember berisi air, tingg air sudah dua pertiganya. Sepertiganya membuat air tak berceceran ketika dibawa ember itu. Namun karena ingin lebih, akhirnya dipenuhilah ember tadi dengan air. Meski ditenteng dengan sangat hati hati, ada saja yang terpercik atau tercecer.
Belum lagi jika tiba tiba kaki pembawa ember tersandung batu. Byurrr... Seluruh air di ember tumpah. Ember pecah. Pecas endhahe alias pecah andhase alias pecah serasa kepala orang itu. Aku tidak ingin menempatkan diri sebagai guru di sini. Atau orang yang lebih bijaksana. Aku hanya ingin menulis apa yang ingin kutulis. Setiap manusia memiliki masalahnya masing masing. Yang belum punya pacar sibuk mencari jodoh lewat media sosial atau komunitas dating; yang belum punya duit cukup sibuk ikut berbagai cara entah bekerja keras, belajar startup, membuat aplikasi android, sampai jalan pintas mencuri; yang mobilnya Jazz 2005 ngiler melihat Honda Mobilio; yang sekarang jabatannya staf kebelet ingin menjadi kasi, kabid dan jabatan lain di atasnya. Karena kita manusia, keinginan itu lahir karena kita dikaruniai otak untuk berpikir.
Namun, seperti lagu di atas, Malyda dan Trie Utamitak tahu penyebab kekasihnya meninggalkan mereka. Menurut aku, penting mengetahui mengapa kita tak memiliki nilai lebih. Padahal, dengan satu langkah sederhana bisa saja teman kita melihat kita lebih, saudara kita menghormati karena kita punya nilai plus. Yang dipandang orang lebih dari dirinya juga belum tentu merasa cukup. Dia akan terus mengejar sesuatu agar semakin lebih, sementara yang selalu merasa jauh lebih rendah akan terbirit birit mencapai apa yang diyakininya sebagai lebih.
Lantas siapa aku? Ah, aku hanya tukang stiker cutting yang pasti bercita cita suatu hari nanti memiliki pabrik bahan stiker sendiri. Menjual mesin cutting berbagai merek, showroom yang luas, pegawai yang cakap dan teliti, lalu dikelilingi teman teman pengusaha, yang setiap bulan mengagendakan gathering di tempat tempat menawan di dunia. Lalu aku bekerja keras, pagi berangkat ke kios kecil, sore hari balik ke rumah. Pernah menambah jam kerja dan hasilnya juga sama saja.
Lalu aku ingat nasihat ibuku yang perempuan kampung. Rezeki itu ada yang ngatur, Le. Aku harus berusaha, berdoa, tawakal.... karena hasilnya ada petugasnya sendiri yaitu Tuhan. Sudah, itu saja yang aku lakukan sejak saat itu. Lebihkah aku? Tidak, tetapi selalu merasa cukup. Kalau kesulitan hidup aku rasa masih banyak yang jauh lebih susah dibandingkan aku. Jika ada yang lebih dari aku, ya siapa tahu mereka modalnya lebih kencang, lahir dari orangtua yang memang tajir, keberuntungannya selalu ada dan sebagainya...
Post a Comment for "Mungkin Ada yang Lebih..."