Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menguji Kesabaran dari Kucing

foto www.drodd.com
Saya tinggal di sebuah perumahan yang hanya ada sekitar 80 rumah. Entah mengapa pengembangnya hanya membangun sejumlah itu, pikiran saya sih tanahnya memang seluas itu yang dia dapatkan. Ini untuk pertama kalinya saya merasa menjadi orang kota. Di kampung kelahiranku, mau ke tengah kota harus menempeuh perjalanan 12 kilometer. Di Batam, rumah saya di ujung juga, nah di Tanjungpinang lah baru menjadi orang kota hehe.

Sudah, tak usah saya perpanjang desa dan kota. Apalagi semalam saya baru saja nonton film berjudul Pele. Yap, dari judulnya Anda bisa tebak bahwa film ini mengisahkan perjalanan hidup legenda sepak bola asal Brazil, Pele. Mengapa harus saya katakan soal Pele, yah hanya mengatakan sebenarnya tak ada bedanya orang desa dan kota. ASalkan mau berusaha banyak orang desa rezeki kota, sementara tak sedikit orang kota yang hidupnya justru lebih miskin dari saudara saudara yang hidup di desa.

Maaf, saya ingin menceritakan apa yang terjadi dengan tetangga depan rumah saya. Karena berhadapan hadapan sudah pasti kami dekat. Saling tegur, sapa, sesekali saling antar makanan, ah nyamannya bertetangga. Suatu hari, kami membicarakan soal kucing. Kebetulan ada dua kucing yang sering mondar mandir ke rumah kami. Sesekali kucing yang tidak saya ketahui asal usulnya ini masuk ke rumah saya, lain kali ngorok di rumah tetangga saya tadi. Entah kucing jantan mana yang berhasil mengencani, salah satu kucing tadi hamil. Tidak usah saya ceritakan bagaimana calon ibu muda kucing ini harus berjalan dengan perut buncit.


Dan lahirlah anak anak kucing itu pada akhirnya. Kepada tetangga, saya bertanya mau dibawa ke mana anak anak kucing itu? Ternyata mau dipelihara, karena tetangga saya tadi memiliki tiga anak lelaki yang masih kecil. Jarak antara anak satu dengan lain satu tahun. Saya lihat anak anak itu juga senang melihat kucing beranak di sudut rumah orang tuanya. Lalu oleh tetangga, anak anak kucing dan induknya dibuatkan rumah sederhana dati kardus. Biar nyaman tidur dan menyusui. Biar nggak menyusui di luar, porno nanti hehe.

Yang ada dalam benak tetangga saya pasti memelihara anak kucing, anak anaknya juga suka cita. Namun kucing adalah mahluk yang tumbuh berkembang. Dari mahluk mungil yang awalnya lahir dengan mata tertutup, beberapa minggu kemudian sudah pandai berlari. Di sinilah ujian dimulai. Tetangga saya ini kalau mau memasukkan atau mengeluarkan mobilnya dari garasi tidak bisa selancar dulu. Tidak bisa langsung belok. Karena anak anak kucing tadi bisa saja berserakan di mana mana. Satu di depan rumah, satu di depan pintu masuk garasi, lainnya di lokasi garasi. Namanya juga kucing, mau disemprit pun ogah beranjak pindah.

Pokoknya kadang saya juga harus turun tangan, memindahkan kucing kucing itu agar tak berada di lintasan roda mobil. Kebetulan tetanggaku ini pekerjaannya dosen, jadi harus lebih pagi berangkat ke kampus untuk memberikan kuliah. Kalau ia mau mengeluarkan mobil dan kucing kucing kecil tadi bengong di bawah ban, ya saya bantu menghalau. Dan saya kebetulan bekerja sebagai pedagang, berangkat bisa lebih siang. Artinya saya harus seorang diri menyingkirkan anak kucing tadi, saya letakkan di teras rumah. Begitu saya kembali ke belakang setir, eh anak anak kucing tadi sudah balik lagi di bawah mobil.

Bukan hanya sekali dua kali kami berbincang soal anak anak kucing tadi. Tak ada yang harus dipersoalkan sebenarnya; lebih ke kelucuan dan kami buat guyon. Toh nanti anak anak kucing itu juga bakal besar, sudah bisa mengerti mana yang bahaya dan tidak, baik dan buruk, porno dan tidak. Hahahahaha, seperti manusia saja jadinya. Tiba tiba di suatu hari, tetangga saya nyeletuk: Mas, mau kucing nggak? Kalau nggak mau saya buang ke pasar. Di pasar kam banyak makanan, semoga tidak balik lagi.

Nah, lho hehehehehe. Ujian kesabaran akhirnya kalah sama kucing. Namun hingga hari ini masih kulihat anak anak kucing itu tinggal di rumah tetangga. Nggak tega mungkin mau buang atau.... entah.


Post a Comment for "Menguji Kesabaran dari Kucing"