Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tidak Ada yang Kebetulan

Manusia kadang lupa. Masih ada Tuhan yang paling berkuasa. Naik jabatan dianggap pemberian atau hadiah dari atasannya. Padahal tak ada yang kebetulan di dunia. Gusti Allah sudah mengaturnya.

Dia paling tahu apa yang harus diberikan untuk umat-Nya. Tentu saja keadilan bagi-Nya bisa disebut ketidakadilan bagi orang orang yang sulit percaya bahwa Tuhan itu ada. Pangkat, jabatan, gaji besar, adalah hadiah dari Tuhan karena seseorang memang pantas mendapatkannya. Bisa saja mereka dulunya orang orang susah yang tabah menjalani hidupnya.

Lapar, miskin, ditinggal mati ibu, ditinggal mati bapak, yatim piatu sejak kecil. Di dalam kondisi itu masih bisa membantu orang lain sebisanya. Malam disisakan untuk memuja Sang Segala Raja. Malam yang gelap bagi orang orang lupa, hanya menyukurinya dengan cara menghangatkan diri dalam ranjang mewah di hotel berbintang lima. Dan kemewahan dunia selalu menjadikan malam terasa siang. Apa saja ia merasa bisa asal ada biaya.

Namun gelap bagi mereka yang dibukakan pintu hatinya jauh lebih terang dibanding gemerlap lampu kota atau destinasi wisata utama. Dalam sujud dan zikir, pikirannya sangat terang. Cobaan hidup dijalaninya sukarela karena ia tahu bukan kebetulan semata. Jika suatu masa orang orang sepertinya diangkat derajatnya, Tuhan sudah merencanakannya. Hanya kita saja tak mau memahaminya.

Ada akibat pasti ada sebabya. Untuk menemukan akibat tak selalu butuh waktu sebentar saja. Bisa bertahun tahun, belasan tahun hingga puluhan tahun bakal lebih. Tetapi banyak juga yang tiba tiba sempurna dalam helaan dalam nafas manusia.  Rakyat jelata menjadi orang ternama, keluarga kaya mendadak nestapa karena assetnya disita negara, anak perampok jadi penceramah agama, tokoh agama silau uang yang bukan haknya, pegawai yang tak pernah naik pangkat, lalu tukang sapu diangkat menjadi pimpinannya, semua bukan kebetulan semata.

Apa kebaikan dan kecurangan kita hari ini? Jika nanti suatu masa ada akibat karenanya, apakah kita masih ingat itu kehendak Sang Maha Kuasa? Atau menjaga kesombongan diri menguasai raga, hingga merasa tak membutuhkan zat yang telah menciptakannya. Kisah senang atau sedih hari ini yang menimpa bisa saja karena hasil kebaikan atau keculasan di waktu sebelumnya.

Kita lupa atau melupakannya?

Post a Comment for "Tidak Ada yang Kebetulan"