Seandainya yang Tak Berguna
![]() |
Kios stikerku saat masih berada di Jalan Bintan 12. |
Seorang pengusaha rumah makan merenung dalam keramaian usahanya. Baru empat tahun menekuni usaha rumah makan yang dibangunnya dari nol, ia berhasil membuka empat cabang dengan belasan karyawan yang memanggilnya dengan sebutan Bos. Lalu ia mengembalikan perjalanan hidupnya saat harus bekerja setiap hari dengan upah yang tak tersisa di akhir bulan. Ah, seandainya waktu itu ia sudah berpikir nekat membuka warung kecil kecilan mungkin saat ini cabangnya sudah belasan.
Dan seandainya seandainya yang lain. Begitulah manusia. Dan kata ini kadang menjadi sakti. Misalnya spasang sahabat yang dari kecil bermain dan hidup bersama di kampung. Setelah terpisah sekian lama ternyata keduanya sukses menjadi pengusaha pakaian. Rupanya bakat dan jiwa dagang keduanya pada bidang yang sama. yang satu bilang seandainya dari dulu merantau ke daerah yang sama, mengumpulkan uang bersama pasti usaha mereka menyatu menjadi raksasa industri. Yang satu pun mengiyakan, ah seandainya.
Begitulah seandainya. Bagi yang jatuh cinta, seandainya bisa menjadi mimpi pengantar tidur malam. Sebelum memejamkan mata membayangkan gadis pujaannya yang kini diambil jejaka tetangga sebelah kampung. Menjadi ibu rumah tangga biasa dengan dua anak. Lalu si seandainya ini pun mengandaikan banyak hal yang membuatnya tertidur dengan mimpi indahnya bersama kekasih pertamanya itu.
Padahal.... belum tentu seandainya menjadi jawaban atas semuanya. Aku mengambil contoh diriku sendiri. Begitu lulus kuliah di Jawa langsung merantau ke Batam. Sebenarnya belum berniat merantau. Hanya mengunjungi abang keduaku yang sangat jarang pulang. Rupanya Batam menarik keinginan diri untuk mencoba bekerja. Dan jadilah wartawan di sebuah koran grup Jawa Pos yang berkantor pusat di Surabaya. Sambil mencari berita, aku memikir sambilan. Pertama jatuh ke pengisian pulsa elektrik setelah sekian tahun menjalani profesi sebagai wartawan. Pertama ditawari sebagai diler oleh pimpinan koranku sendiri. Karena ingin memiliki jaringan sendiri, akhirnya aku mencari provider yang berani menjual harga dasar lebih murah dan dapat, di Sidoarjo, Jawa Timur.
Lumayan besar, dan berakhir ketika tiba tiba saja begitu banyak perusahaan menawarkan diri sebagai mitra isi pulsa elektrik. Di mana mana orang berjualan pulsa elektrik. Ganti. Kali ini persewaan buku bacaan. Lumayan buat nambah uang bensin. Lalu rental VCD. Original. Lalu cat motor. Terakhir rujak di dua tempat di Batam. Satu di Simpang Seraya Atas, satunya di komplek Masjid Nurul Iman, Mukakuning, keduanya di Batam. Laku. Laris. Manis. Lalu keduanya harus tutup karena sama sama ditelantarkan dua karyawanku. Keduanya tiba tiba menghilang, semua peralatan dijual. Dan aku ingat, rujak yang di Seraya baru saja semalam sebelum ditinggalkan karyawanku, aku beri tambahan modal untuk perluasan lahan dan jumlah kursi serta meja.
Kini, aku bersyukur menikmati pekerjaan sebagai pemilik usaha stiker cutting di Tanjungpinang, satu jam perjalanan dari Batam. Dari sekian usaha, ini yang bertahan cukup lama dan merasakan hasilnya. Karyawanku kini lima orang dari berbagai daerah di Indonesia. Apakah seandainya aku membuka stiker pada zaman dahulu usahaku jauh lebih besar dibanding saat ini? Belum tentu bro...
Pertama, profesi wartawan memang masih menjadi keindahan jiwa muda. Temannya banyak. Bertemu pejabat tak terlalu susah. Kalau harus berbagi dengan usaha cutting stiker, bisa bisa pesanan tak aku kerjakan. Kedua, zaman itu mesin cutting tak sebanyak dan semudah saat ini mendapatkannya. Mungkin zaman itu yang ada mesin cutting buatan Eropa yang harganya pasti mahal. Modal belum ada waktu itu. terus kalau rusak perbaikinya pasti kirim ke Jakarta atau luar kota di mana mesin dibeli. Ketiga, mencari bahan tak semudah sekarang.
So, aku paling tidak berani mengatakan seandainya. Hidup dan rezekiku hingga hari ini kupercaya sudah diatur oleh Allah SWT. Jika stiker cuttingku berkembang baru baru ini, ya memang begitulah Dia mengaturnya. Jadi.... tak usahlah seandainya, yang ada saja dijalani dengan niat baik dan keikhlasan.
Post a Comment for "Seandainya yang Tak Berguna"