Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Warga Ya Begitu Itu

F: Repro Tanjungpinang Pos / Abas
Selasa kemarin, ribuan warga Tanjungpinang mendatangi Kantor PLN di Jalan Bakar Batu, Tanjungpinang. Agaknya, mereka datang karena tak tahan menderita serangan pemadaman bergilir yang dilakukan perusahaan setrum milik negara tersebut. Ini bukan kali pertama demo dengan massa yang cukup banyak. Setiap usai demo, selalu ada janji upaya perbaikan peralatan untuk menghasilkan listrik yang byar tak pat pet.

Nyatanya byar memang ada, namun pat petnya juga tak kalah sering. Beberapa hari belakangan, pe,adaman bisa sampai tiga kali. Namanya warga, tentu menggerutu. Ada yang nasinya masih mentah karena alat pemasaknya tiba tiba terputus aliran listriknya, ada yang mengeluh karena loket pembayaran tagihan online tak bisa melayani, ada yang marah ketika Pacman dan Weather Jr tiba tiba hilang dari layar televisi. Penyebabnya satu... PLN padam.

Pejabat berwenang di PLN bukan sekali dua kali memberikan klarifikasi di berbagai media, cetak maupun elektronik. Namun begitulah memang menjadi warga. Apalagi yang yakin setia membayar pajak, membayar tagihan listrik. Ternyata pelayanan yang diterimanya masih belum memuaskan rasa. Dan seperti kebanyakan kumpulan, baik di gardu jaga, di pos ronda, di warung, hadirnya beberapa orang akan menghangatkan suasana. nah, bayangkan ribuan mulut, otak, mata bertemu di halaman sebuah kantor PLN.


Yang datang dari rumah, awalnya hanya ingin menyaksikan jalannya unjukrasa, bukan tak menutup kemungkinan ikut terprovokasi dengan kerasnya orasi para orator. Panas lagi.Haus. Polisi di man mana. Saling teriak, saling dorong dan berbagai hujatan mengalir dengan lancar. Padahal tak banyak yang bisa berbicara lantang di depan banyak orang. Jika sudah unjukrasa, mengalir jauh kata kata pengobar semangat itu.

Dan aku ikut merasakan gerahnya warga, meski aku tak ikut ke lokasi. Satu mesin cutting stickerku kini berada di Surabaya untuk diponame. Ia gagal jantung ketika tiba tiba PLN padam, sebulan lalu. Dua hari lalu, komputer di ruangan depan sebagai pendamping mesin cutting sticker yang lain pun ngambek. Mendesis pun tidak. Dan mau tak mau, karena tak ingin konsumen kecewa, aku boyong sebuah CPU baru.

Tentu saja aku tak ingin terbuai dengan berita seperti kemarin. Seharusnya aku membeli UPS untuk peralatan usahaku. Namun manusia ya seperti itu, tatkala membaca berita PLN sudah menyewa beberapa mesin untuk stabilnya listrik di Tanjungpinang, UPS pun terlupakan. Dan saat ketakutan itu benarbenar terjadi, pengorbanan yang tak direncanakan pun harus dilaksanakan.

Post a Comment for "Warga Ya Begitu Itu"