Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Punya Otak Tak Berpikir

Semalam, berarti Ahad malam. Usai pulang dari tempat usaha, setiba di rumah lampu PLN mati. Tak perlu terkejut aku, karena di Tanjungpinang kalau lampu milik perusahaan setrum pelat merah ini tak padam malah terasa aneh. Habis usai didemo, dibuat kesepakatan bersama warga, eh masih mati mati juga. Sekadar informasi tambahan, gara gara lampu PLN byar pet, kini sebuah mesin cuttingku harus dioperasi di Surabaya. tetapi aku juga harus mengerti diri sendiri. Soalnya temanku yang teknisi selalu mengingatkan agar aku membeli UPS untuk menghindari matinya lampu secara tiba tiba.

Begitulah manusia, begitu mendengar kabar PLN Tanjungpinang sudah menyewa mesin disel dan pemadaman bergilir sebera berakhir, lupa juga untuk membeli genset serta UPS. Apalagi belakangan tengah marak berita permainan pengadaan UPS di sekolahsekolah di Jakarta yang disinyalir Gubernurnya merupakan permainan anggaran. Hiiiiiii......

Ya sudah, ceritanya mati lampu. Rebahan di kasur ternyata ketiduran. Sebebnarnya sih mau makan malam sedikit karena di ruko tadi tak sempat makan. Bangun bangun ketika lampu PLN menyala. Dan terasa betul laparnya. Pelan pelan aku bangkit ke dapur. Berniat membuka tudung saji penutup makanan dan tarararara..... seekor kucing berbulu putih sudah lebih dahulu membukanya.


Tak usahlah aku memperdalam rasa penasaranku, wong sudah jelas. Di dekat mulutnya ada sisa sisa ikan goreng. Ada juga benda serupa di bawah dispenser dan satunya lagi dekat kaki si kucing. Paling tidak ada tiga potong ikan goreng yang disantap kusing yang tak punya nama itu. Hilang langsung nafsu makanku. Kalaupun toh ada sisanya di piring, kayaknya kok malas ya makan sisa kucing.

Aku jadi teringat, katanya nasi kucing itu disebut demikian karena ukurannya yang kecil dan sedikit. Lha kucing yang biasanya disuruh masuk anakku ini lauk saja tiga potong ikan goreng disantap sendiri. Oooo, atau nasi kucing itu malah di Tanjungpinang lantaran nasinya memang sedikit tetapi makan lauknya harus banyak? Seperti kucing pencuri ikan gorengku ini?

Sudah larut, yang terdengar di komplek perumahanku hanya suara beberapa warga yang asyik membanting batu di atas meja. Jika tawa mereka terhenti, yang terdengar menyela suara jengkerik. sesekali mesin motor sayup sayup, yang melintasi jalan raya depan perumahan. Rasa laparku masih terasa, dan kuganjal dengan beberapa potong tapai ubi yang kulihat disimpan di kulkas.

Untung kucingnya tak bisa berpikir seperti manusia. Kalau punya pasti kumarahi. Dia memang punya otak, tetapi tak digunakan dengan landasan norma norma. Buktinya di depan orang banyak kadang ia memburu pasangannya dan kawin sembarangan. Yahhh kucing.

Post a Comment for "Punya Otak Tak Berpikir"