Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kucing di Jalan

Dua hari lalu aku mengantar anak berangkat sekolah. Karena hujan kami menggunakan mobil. Aku sendiri lebih suka memboncengkan anakku dengan sepeda motor karena soal waktu. Pada jam berangkat sekolah Tanjungpinang padat lalulintas, seperti kota kota lain.

Dalam perjalanan kami menemui pengalaman yang baru pertama kali kami alami. Pertama, tiba tiba aku harus menginjak rem. Seekor anak kucing mendadak terlihat di tengah jalan. Hewan berbulu ini tampaknya baru beberapa minggu lahir. Ia sendiri. Anak kusuruh turun dan membawa anak kucing itu ke tepi jalan.

Rupanya ada induknya di sana, tengah menyusui seekor anaknya yang lain. Aman... perjalanan pun kami lanjutkan. Kira kira dua kilometer kemudian, seekor kucing dewasa menyeberang jalan. Beruntung kendaraan di belakang kami juga sigap menginjak rem begitu melihat mobil yang kami kendarai mendadak berhenti. Kami menunggu kucing menyeberang.

Kucing memang dikenal seenaknya menyeberang jalan. Ia bisa tiba tiba berbalik arah di tengah jalan. Atau gerakan lain yang membuat pengguna jalan kaget.

Kucing bagi sebagian orang masih dianggap sebagai hewan yang menyimpan tanda. Bahkan ada yang meyakini hampir menabrak kucing adalah isyarat bakal ada apa apa di jalan.

Setelah mengalami dua kali bertemu kucing di tengah arus lalulintas, hanya satu yang ada dalam benakku. Tuhan mengingatkanku untuk lebih hati hati. Bisa saja kucing yang kutenui memang ingin menyeberang dan juga tak ingin hampir celaka oleh ban mobil. Dia punya kepentingan, aku juga.

Aku biasa saja. Karena aku juga yakin mengantarkan anak sekolah juga sebuah kebaikan karena kami berniat baik dan mengucapkan doa perjalanan. Sekali lagi, hanya satu yang aku petik: harus lebih hati hati. Hati hati saja kadang mengalami hal hal yang tak kita inginkan. Apalagi ceroboh atau sembrono.

Aku jadi teringat ucapan teman baik. Hati hati di jalan mutlak diperlukan. Meski benar dalam sebuah kecelakaan dan orang lain yang salah, tetap saja ada yang tak kita inginkan.

"Kamu benar, biaya pengobatanmu ditanggung lawan tabrakanmu, jika akhirnya tanganmu tak bisa balik seperti sedia kala, tetap saja kamu yang rugi," kata temanku.

Aku harus berterima kasih kepada Tuhan yang mengingatkan kami dalam perjalanan....

Post a Comment for "Kucing di Jalan"