Yang Terakhir Itu Band Utama
Peresmian Ruang Kelas Baru di sekolahnya sangat berarti bagi anakku, Ilalang. Ia yang masih kelas lima SD berbahagia sebab mendapatkan kesempatan tampil membawakan lagu untuk menghibur tamu undangan. Ada Pak Walikota yang akan hadir, kata dia.
Pengalaman jadi vokalis band sekolah sejak SMA hingga kuliah membuatku merasa senang memberikan arahan soal kualitas suara dan penampilan di atas stage.
Karena guru keseniannya memberikan materi lagu Pujiono berjudul Manisnya Negeriku, aku tinggal mengarahkan. Sedikit bakat menyanyi Ilalang tak membuatku kesulitan.
Hari H tibalah sudah...
Ilalang dari pagi sudah memilih setelan celana panjang jins dan baju kotak kotak. Ia akan duet dengan temannya. Acara dimulai dengan sambutan dari beberapa orang. Sambutan terakhir dari Wali Kota Tanjungpinang. Di akhir sambutan rupanya Pak Wali melihat ada lemain kibor di panggung. Dan bernostalgialah mantan anggota DPRD Kepri itu. Sebuah lagu dilantunkan.
Tepuk tangan terdengar saat ia mengakhiri lagunya. Rupanya keinginan melantunkan lagu datang dari sejumlah pejabat yang hadir.
Ilalang dan teman duetnya setia menunggu kapan gilirannya tampil. Ada kecemasan di wajahnya karena sebelumnya teman teman sekolahnya yang bisa menari sudah lebih dulu unjuk kebolehan.
"Kapan Ilalang menyanyi, Yah?" tanyanya kepadaku.
Aku memahami perasaannya. Sama saat bagaimana aku dulu ngeband dan ditonton banyak orang.
Untung jam makan siang datang dan tamu undangan menikmati sajian. Namun kegundahan hati anakku belum usai karena panggung benar benar menjadi ajang Indonesian Idol ala para pejabat.
Usai makan siang Pak Wali dan rombongan pun pulang. Aku tahu air mata anakku hampir jatuh jika tidak segera aku dekap. Tanpa banyak bicara aku ajak dia ke pinggir panggung.
Kepada pemain kibor aku katakan agar mengiringi lagu yang akan dinyanyikan anakku bersama temannya. Itu pun setelah guru guru di sekolahnya bernyanyi.
Dan akhirnya bernyanyilah Ilalang. Semangat yang aku tanamkan rupanya membuatnya cukup tegar. Bahkan tanpa diminta teman teman sekolahnya yang tadi tampil menari naik dan belagak bak penari latar. Hanya ada beberapa tamu undangan wali murid dan guru yang tersisa. Kursi undangan kalangan pejabat hanya menyisakan kotak nasi yang sudah tak ada lagi isinya.
Lagu usai dan tak ada tepuk tangan dari Pak Wali dan pejabat lain. Teringat bagaimana bangganya anakku sesaat sebelum acara dimulai, "Nanti Ilalang nyanyi ditonton Pak Wali lho, Yah."
Aku peluk anakku juga teman duetnya. Aku katakan artis terkenal selalu tampil belakangan. Lalu aku segarkan ingatan anakku tentang beberapa konser musik yang pernah kami nikmati berdua. Ada konser Kotak, Utha Likumahua, Nicky Astria juga penampilan sejumlah grup barat yang diundang ke Indonesia. Mereka selalu tampil paling akhir setelah grup grup band pembuka memanaskan suasana.
Kena...... anakku meyakini hari itu ia dan teman duetnya adalah artis terkenalnya sehingga tampil belakangan. Sementara di dalam hatiku masih tersisa pertanyaan.... mengapa bisa begini? Ini acara peresmian ruang kelas baru atau lomba nyanyi antar pejabat?
Post a Comment for "Yang Terakhir Itu Band Utama"