Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DBR, Kotak dan Museum

Ada yang berbeda dari Dragon Boat Race 2013 tanggal 23 - 25 November lalu. Menurutku inilah penyelenggaraan DBR paling sukses dan kreatif. Gawe Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang ini sangat cerdas mengemas sebuah acara warisan leluhur menjadi sesuatu yang tidak monoton dan kaku.

Acaranya biasa, hanya lomba perahu naga dan sejenisnya di perairan depan Gedung Daerah. Menjadi tak biasa karena panitia mengundang grup band Kotak yang dikenal memiliki Kerabat Kotak (penggemar Kotak) di malam penutupannya. DBR yang diadakan di kota yang dijuluki Kota Gurindam seharusnya syarat dengan hiburan bernuansa Melayu. Namun kali ini Kotak yang diundang.

Yang datang pun bukan hanya warga Tanjungpinang. Ada penonton dari Batam, Karimun dan kabupaten lain di Kepri. Yang awalnya tak tahu apa itu DBR akan tahu setelah menyaksikan aksi Kotak di Lapangan Pamedan. Apalagi vokalis Kotak, Tantri beberapa kali menyebut nama DBR saat berkomunikasi dengan penonton malam itu. Panitia juga tak terlalu menonjolkan tulisan Kotak Band di backdrop panggung yang cukup megah untuk ukuran Tanjungpinang.

Tantri pun beberapa kali mengakui kelezatan gonggong, semacam kerang yang hanya bisa dijumpai dan disantap di Perairan Kepri. Promosi yang bisa saja akan disebarkan Tantri ke teman-temannya di Jakarta sana. Bagi pesohor sekelas Kotak Band uang tentu bukan urusan ribet. Siapa tahu kenikmatan personel Kotak membuat ngiler teman teman mereka?

Siang sebelum.beraksi di panggung, panitia DBR pun membuat kejutan. Meet and greet antara Kotak dan Kerabat Kotak justru dilakukan di Museum Sulaiman Badrul Alamsyah. Hebat, jumpa fans artis di museum.

Ya, biar tahu museum bukan hanya tempat menyimpan benda bersejarah tetapi juga tempat artis jumpa fans.... begitu jawaban Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Efiyar M Amin melalui BBM ke aku.

Tentu saja bagi penggemar Kotak museum tak menjadi halangan untuk berjumpa dengan artis idolanya. Yang selama ini tak pernah menginjak museum jadi pernah, yang tak tahu Tanjungpinang memiliki museum jadi tahu. Dan bagi Tantri dan kawan kawannya mungkin baru kali itu dipertemukan dengan penggemarnya di museum.

Acara ini tentu sukses karena kerja tim.bukan karena Bang Efiyar sendiri. Namun aku memiliki catatan sendiri untuk pejabat yang satu ini. Saat menjabat Kadisperindag ia menggagas Pekan Aksi Ekonomi Kreatif setiap tahu. Artis yang pernah diundangnya diataranya Utha Likumahua dan Nicky Astrea. Di luar baju dinasnya, ia adalah seniman tulen. Ialah kreatot Batik Gonggong yang kinj menjadi ikon batik di Kepri. Batik yang dipakai oleh LG elektronik menghiasi dinding almari es produknya.

Semoga DBR tahun depan lebih berwarna dan menimbulkan minat generasi muda untuk menyaksikannya bahkan menjadi atlet. Selamat kepada panitia....

Post a Comment for "DBR, Kotak dan Museum"