Pertengkaran Kecil di Depan Supermarket
Sepasang suami istri, Sabtu, 2 Maret 2013 keluar dari sebuah supermarket di Bintan Center, Batu 9, Tanjungpinang, sekitar pukul 11.00 WIB. Suaminya tampak buru-buru, sementara istrinya harus bersusah payah membawa beberapa bungkusan plastik. Tampaknya keluarga ini tengah berbelanja kebutuhan minguan atau memiliki kedai di rumahnya.
Belum lagi sang istri tiba di tempat sepeda motor terparkir, suami memintanya untuk cepat-cepat. Ia mengatakan ada urusan dan janji dengan temannya soal pekerjaan. Namun istrinya tak langsung naik di belakang suaminya, meski mesin sepeda motor sudah menyala. Melihat hal itu, si suami menoleh ke belakang dan meminta istrinya segera mengatur bawannya ke bagian depan. Sepeda motor matic yang dipakai suami istri ini pun kemudian tampak dijubeli barang belanjaan.
Video yang aku unggah di atas merupakan hasil rekaman CCTV yang dipasang Dinas Perhubungan Kota Tanjungpinang. Kecelakaan inilah yang membuat si sistri meminta suaminya pelan-pelan saja membawa sepeda motornya.
Seharis kemudian, Jumat, 1 Maret kecelakaan terjadi, hanya berjarak satu kilometer dari lokasi kecelakaan yang menewaskan seorang mahasiswa itu. Kali ini tak ada korban, namun truk penabrak rusak berat pada bagian depan. Hanya keajaiban dari Tuhan yang membuat sopirnya hanya mengalami luka ringan, sementara truk yang ditabrak melarikan diri.
Dinasihati istrinya, si suami malah mengomel. Ia mengatakan bukan anak kecil yang harus selalu diingatkan. Ia juga menambahkan, kalau hati-hati dan masih ditabrak berarti yang salah bukan dia.
Mendengar perkataan suaminya, si istri terdiam dan berkata sejurus kemudian. Ia katakan, jika suaminya tak bersalah dalam sebuah kecelakaan, lalu biaya pengobatannya ditanggung oleh penabraknya sampai sembuh, tetapi setelah sembuh kakinya pincang atau tangannya tak lagi normal, si istri juga yang akan sedih. Juga anak-anak mereka.
"Bapak boleh tak salah. Tetapi kalau sembuh dan Bapak tak bisa lagi mengantar saya ke pasar untuk belanja serta mengantar anak-anak sekolah, apa tak rugi juga?" begini si istri mengingatkan.
Pertengkaran kecil di halaman supermarket ini sempat membuat beberapa orang menoleh dan menyimak. Tak lama kemudian pasangan suami istri ini pergi bersama berputarnya roda sepeda motor menuju arah Batu 9.
Belum lagi sang istri tiba di tempat sepeda motor terparkir, suami memintanya untuk cepat-cepat. Ia mengatakan ada urusan dan janji dengan temannya soal pekerjaan. Namun istrinya tak langsung naik di belakang suaminya, meski mesin sepeda motor sudah menyala. Melihat hal itu, si suami menoleh ke belakang dan meminta istrinya segera mengatur bawannya ke bagian depan. Sepeda motor matic yang dipakai suami istri ini pun kemudian tampak dijubeli barang belanjaan.
Si istri berpesan agar tak usah mengebut karena lalulintas sedang ramai. Ia menceritakan dua kecelakaan yang baru saja membuat warga Tanjungpinang was-was. Kecelakaan beruntun terjadi pada Kamis, 28 Februari pukul 10.45 di Simpang Batu 6. Lima mobil dan sebuah sepeda motor tiba-tiba ditabrak oleh truk kontainer yang melaju dengan kecepatan tinggi. Pengendara sepeda motor naas, seorang mahasiswa sebuah pergutuan tinggi di Tanjungpinang meninggal seketika, bahkan untuk mengeluarkan jasadnya yang terjepit di antara dua truk petugas harus menggulingkan mobil yang berada paling depan. Mobil yang menabrak Tugu Adipura, dan sempat naik ke undak-undakan tugu.
Seharis kemudian, Jumat, 1 Maret kecelakaan terjadi, hanya berjarak satu kilometer dari lokasi kecelakaan yang menewaskan seorang mahasiswa itu. Kali ini tak ada korban, namun truk penabrak rusak berat pada bagian depan. Hanya keajaiban dari Tuhan yang membuat sopirnya hanya mengalami luka ringan, sementara truk yang ditabrak melarikan diri.
Dinasihati istrinya, si suami malah mengomel. Ia mengatakan bukan anak kecil yang harus selalu diingatkan. Ia juga menambahkan, kalau hati-hati dan masih ditabrak berarti yang salah bukan dia.
Mendengar perkataan suaminya, si istri terdiam dan berkata sejurus kemudian. Ia katakan, jika suaminya tak bersalah dalam sebuah kecelakaan, lalu biaya pengobatannya ditanggung oleh penabraknya sampai sembuh, tetapi setelah sembuh kakinya pincang atau tangannya tak lagi normal, si istri juga yang akan sedih. Juga anak-anak mereka.
"Bapak boleh tak salah. Tetapi kalau sembuh dan Bapak tak bisa lagi mengantar saya ke pasar untuk belanja serta mengantar anak-anak sekolah, apa tak rugi juga?" begini si istri mengingatkan.
Pertengkaran kecil di halaman supermarket ini sempat membuat beberapa orang menoleh dan menyimak. Tak lama kemudian pasangan suami istri ini pergi bersama berputarnya roda sepeda motor menuju arah Batu 9.
Post a Comment for "Pertengkaran Kecil di Depan Supermarket"