 |
Pengunjung dan pompong sebagai alat transportasi |
Sebuah pulau memanjang akan tampak dari Tepi Laut. Tepi Laut adalah salah satu ikon Tanjungpinang. Datanglah sore hingga malam hari di sini, dan temukan keeksotisan ibu kota Provinsi Kepri ini di malam hari. Tepi Laut hampir selalu ramai setiap malam. Meraka yang sekadar jalan-jalan bisa menyusuri jalanan yang sempit karena parkir pengunjung. Yang ingin duduk-duduk menghadap laut lepas bisa memesan aneka jajan yang tersedia.
Siang hari bentuk Pulau Penyengat terlihat jelas, sementara malam hari sebagai penanda bahwa Pulau Penyengat ada ialah kiluan lampu-lampu yang menerangi rumah warga. Karena terpisah lautan, terang lampu ini memudar namun justru menciptakan keindahan.
 |
Dari dermaga, masjid bersejarah tampak di kejauhan |
Untuk sampai ke Pulau Penyengat, bisa menaiki pompong (sejenis perahu kecil) yang memang menjadi satu-satunya alat transportasi dari Tanjungpinang - Pulau Penyengat dan sebaliknya. Ongkosnya sekali pergi masih lebih mahal sebungkus rokok. Namun Anda harus sabar menunggu penumpang lain karena pompong akan berangkat jika penumpangnya penuh. Berbeda dengan bus patas yang langsung berangkat begitu jamnya berangkat, tak peduli berapa pun penumpang di dalamnya.
 |
Halaman masjid Penyengat |
Perjalanan kurang lebih 20 menit akan mengantarkan kita ke dermaga beton dengan gapura khas Melayu. Anda harus berjalan kaki kurang lebih satu kilometer untuk mencapai Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat. Inilah masjid yang sudah didatangi begitu banyak orang, dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari mancanegara. Warga biasa juga pejabat tinggi. Para pejabat tinggi darai Jakarta yang mengadakan lawatan ke Tanjungpinang pun selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pulau Penyengat.
 |
Banyak objek wisata bisa dikunjungi di Penyengat. F-adly |
Dinding masjid ini
berbahan dasar pasir, kapur, tanah liat dan putih telur tanpa
menggunakan semen. Tak ada kerangka kayu maupun besi, jadi
langsung dicetak. Pengerjaannya dilakukan secara bergotong royong. Warna kuning sangat mendominasi masjid ini, pemakaian warna kuning ini
bukan tanpa alasan, karena warna ini merupakan warna khas Kesultanan atau kerajaan
Melayu. Masjid ini satu-satunya masjid di Kepri yang arah kiblatnya sangat tepat, walaupun sudah dibangun sejak zaman kerajaan Melayu. Sudah tiga kali dilakukan pengukuran arah kiblat di Masjid Penyengat ini, hasilnya selalu tepat.
Anda juga bisa melihat kitab suci Alquran tulisan
tangan oleh Abdurrahman Stambul tahun 1867. Ia adalah penduduk Pulau
Penyengat yang dikirim Kerajaan Lingga ke Mesir untuk belajar ilmu
agama Islam. Lalu dengan becak motor, silakan kunjungi 13 objek wisata religi lain yang ada di Pulau Penyengat. Kebesaran nama pulau ini salah satunya karena pernah lahir di sini Raja Ali Haji yang mengarang Gurindam 12.
Post a Comment for "Penyengat, Pulau Indah Bersejarah"