Jalan Merdeka yang Belum Merdeka
![]() |
Jalan Merdeka Tanjungpinang. F-adly hanani |
Sebagai ibu kota provinsi, Tanjungpinang hingga hari ini belum mampu mengurai ketidakdisiplinan lalulintas di jalan ini. Jalan yang sempit. Mungkin pada zaman dulu luas jalan sudah begitu lebar, sehingga bangunan-bangunan tua didirikan permanen di kedua sisinya. Atau tak pernah membayangkan Tanjungpinang akan menjadi ibu kota provinsi seperti saat ini. Terletak di Pulau Bintan, Tanjungpinang tidak sendirian sebagai pusat pemerintah. Ada Pemprov Kepri, ada juga Pemkab Bintan. Satu pulau dengan tiga kantor pemerintah, alangkah ramainya. Ramai oleh kedatangan perantau yang ingin mengubah nasibnya. Bisa dikatakan Tanjungpinang menjadi kota teramai kedua setelah Batam.
Menyusuri Jalan Merdeka kita akan mendapati begitu banyaknya perampasan hak. Nyaris tak ada tempat bagi pejalan kaki sepanjang jalan ini. Trotoar memang ada, tetapi maaf tak dapat dilewati. Kendaraan nongrong di atasnya, sementara pemiliknya merasa kendaraan diparkir di depan toko atau ruko mereka sendiri. Soal pejalan kaki, ah itu urusan yang bersangkutan.
Bagi pemilik ruko yang membuka usaha, trotoar pun dimakan untuk pajangan dagangan. Jika tidak oleh mobil yang diparkir, trotoar pun dipakai para pedagang untuk berjualan kakilima. Ada obat kuat, jam tangan, batu cincin, dan jualan lain yang bisa dibeli dengan tawar-menawar terlebih dahulu. Namun sepertinya tak ada yang merasa kasihan dengan para pejalan kaki yang sibuk memilih jalan untuk melangkahkan kakinya. Atau sudah dianggap biasa, sehingga kalau ada pejalan kaki dengan nyamannya melangkah di trotoar yang tak terhalang oleh mobil parkir justri dianggap aneh?
Pernah ada upaya dari pemerintah setempat, akan memberikan sanksi bagi kendaraan pengangkut barang yang melakukan aktivitas bongkar muat barang pada jam sibuk lalulintas. Nyatanya pelanggaran itu masih saja terjadi sampai saat ini. Wacana pembangunan tempat parkir yang representatif pun sempat digaungkan, namun akhirnya Pemko menyerah dengan mengatakan belum mampu memerdekakan para pejalan kaki di kawasan Kota Lama.
Ah, yang kecil memang selalu dihilangkan haknya. Paling tidak untuk sekadar menikmati nyamannya menyusuri trotoar di sepanjang Jalan Merdeka.
Post a Comment for "Jalan Merdeka yang Belum Merdeka"