Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengurai Rezeki dengan Sentuhan

Namanya Iwan, umurnya 22 tahun asal Papua. Saya menjumpainya di Kedai Prata Roi, sebuah tempat makan yang cukup punya nama di Batu 9, Bintan Center, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Sudah malam, pukul 21.00 WIW, waktu itu.

Masuk ke kawasan pengunjung tempat makan yang asyik dengan tema obrolannya masing-masing, kehadiran seorang penjual obat gosok dengan botol bening tentu bukan sesuatu yang ditunggu. Lebih banyak pengunjung menikmati kopi hangat dan seakan tak menghiraukan kedatangan Iwan, yang sudah membayangkan pulang kampung menyambut lebaran.

Lantas ia mendekati saya yang asyik berbincang dengan dua teman satu kantor. Sebenarnya tak ada yang penting juga kami bicarakan. Tetapi kehadiran Iwan jelas bukan hal yang lebih penting lagi. Tiba-tiba saja Iwan menawari saya, apakah ia diperkenankan mengurut tangan kanan saya. Siapa tahu pegal-pegal, katanya. Siapa yang tak mau dipijat?

Satu tangan selesai, giliran tangan satu. Melihat hal itu, dua teman saya pun minta dipijat dan diurut di tempat. Dan Iwan tidak meminta imbalan atas pelayanannya tadi. Ia hanya mengatakan, siapa tahu pijatan dan urutannya terasa enak di kulit atau tubuh, dan ia siap kami panggil untuk pijat di rumah.

Setelah itu, suasana lebih cair.  Iwan menceritakan bagaimana ia awalnya dikirim oleh koordinator pedagang obat gosok ke Jakarta. Beberapa bulan di Jakarta ia dipindahkan ke Tanjungpinang, Kepri. Ada 13-an penjual yang dipindahkan bersamanya. Setiap hari Iwan harus keliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menawarkan dagangannya. Ia hanya mengambil untung dari setiap barang yang laku.

Sentuhan itu telah mampu membuat saya dan teman saya lebih dekat dengan Iwan. Tak cukup dengan beberapa lembar uang ikhlas atas urut dan pijatnya, dua teman saya pun membeli empat botol minyak urut yang masih ada di dalam tas Iwan.

Awali dengan senyuman, ada rezeki yang tak pernah terpikir....

Post a Comment for "Mengurai Rezeki dengan Sentuhan"