Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ayam Dimasak Utuh

Namanya Suryadi, usianya hari ini belum genap 30 tahun. Menanyakan namanya di Tanjungpinang mungkin tak banyak yang tahu, tetapi menyebut Rumah Makan Gusti Mantap mungkin mereka tahu. Siapa dia? Bukan siapa-siapa lima tahun lalu. Hanya bermodal niat: ingin menyantap seekor ayam dimasak utuh sendiri, lelaki kelahiran Jambi berdarah Jawa ini sukses membangun kerajaan bisnisnya di ibu kota Kepri, Tanjungpinang.

Lahir dari keluarga miskin, Suryadi "terdampar" di sebuah kebun di wilayah Kabupaten Bintan. Maklum, temannya sudah lebih dulu bekerja di tempat ini sebagai penjaga kandang ayam. Menyusul sang teman, Suryadi yang tak lulus SD pun bekerja sebagai penjaga kandang ayam plus ayamnya. Sudahlah miskin, bekerja di tempat ini, ternyata membawa hari-harinya ke depan ke penyakit. Suryadi jatuh sakit. Tak ada uang di saku celana, yang ada hanya beberapa kilogram beras jatah sang bos untuk makan sebulan. Tetapi hanya itulah yang bisa dijual untuk membeli obat.

Kapok bekerja di kandang ayam, ia bekerja di sebuah proyek, tidak kerasan lagi karena gajinya memang tak cukup. Akhirnya ia menyewa sepeda motor, ngojek. Siang malam, katakanlah begitu, Suryadi bekerja keras. Ternyata ia tak puas hanya bekerja sebagai pengojek. Ia melamar ke sebuah toko dan diterima sebagai pengangkut barang dengan becak kayuh di sekitar Jalan Merdeka. Tugasnya engantarkan pesanan barang pembeli dari toko bosnya. Pekerjaan ini pun dianggapnya tak mampu memberi masa depan lebih baik. Apalagi kemudian ia jatuh sakit, begitu masuk kembali posisinya digantikan oleh orang lain.

Di kamar kosnya, ia kemudian berpikir ingin bekerja sebagai sopir barang. Untuk belajar mengemudi, ia minta diajari temannya yang sudah ebih dahulu menjadi sopir truk barang. Dengan SIM nembak, ia mengantongi surat izin mengemudi. Akhirnya pekerjaan sopir truk barang dijalaninya. Lagi-lagi ia tak yakin bisa sukses.

Suatu hari ia melihat seorang pedagang kembang gula melayani pembeli di Lapangan Pemadan. Setiap hari, selama beberapa malam Suryadi mengamati dan mengamati. Pikirnya, enak ya jualan kembang gula. Merasa diperhatikan, sang pedagang menanyakan apa maksud Suryadi. terus terang, Suryadi mengaku ingin bisa jualan kembang bulan. Pucuk dicinta ulam tiba, pemilik peralatan kembang gula bersedia menjualnya. Ponsel kesayangan Suryadi dijual ditambah beberapa lembar uang, dibelinya peralatan itu. Kini, Suryadi tak lagi sopir truk barang. Ia menjadi penjual kembang gula.

Tetapi pekerjaan ini pun tak membuatnya betah, meski lumayan hasilnya. Suatu ketika ia melihat ada toko mengobral koleksi pakaian. Suryadi membelinya dengan uang Rp4 juta. Setiap ada pasar malam di kampung-kampung, ia berjualan, Hasilnya lebih banyak dibandingkan profesi sebelumnya. Tetapi Suryadi memang tak pernah merasa puas.

Ketika mendengar ada orang menjual seperangkat tenda plus meja dan kursi untuk jualan kaki lima, dibelinya. Sebuah keputusan yang nekat, karena Suryadi tak bisa memasak sama sekali. Ia memutar otak, beberapa pegawai pedagang lama diminta supaya tetap bersamanya. Rupanya ia berhasil. Satu-satunya keahlian yang dimilikinya ialah membuat teh obeng (es teh).

Dari sinilah roda perbaikan perekoniman keluarganya berputar bagus. Kini sebuah ruko menjadi miliknya di tengah kota dengan label Gusti Mantap di depan rumah makannya. Sementara ruko lain di simpang Dompak pun tengah dipersiapkan untuk memperluas bisnisnya. Sempat membuka tiga cabang, namun akhirnya kembali diseriusi satu saja karena kekurangandalan manajemen.

Saat ini juga, Suryadi merambah bisnis rolling door dan kunci perumahan. tentu ia sudah sedikit mahir menggunakan laptopnya, datang ke kafe berfasilitas hotspot. Entah berapa ekor ayam utuh dimasak sedap bisa disantapnya dalam sehari saat ini.

:) Dari sebuah cita-cita sederhana bisa menjadikan seorang sukses.

Post a Comment for "Ayam Dimasak Utuh"