Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keberanian yang Tertunda

Tanjungpinang menjadi kota berkembang yang bukan tak mungkin akan segera menyusul kota-kota lain yang sudah lebih dahulu menggeliatkan napas pembangunan. Sebagai ibu kota provinsi, Provinsi Kepri, tak dapat disangkal lagi kota ini memiliki daya tarik semanis gula. Paling gampang menyaksikan maraknya pembangunan ruko baru, bisnis-bisnis yang dulu tak terpikir untuk dibawa di Tanjungpinang kini dengan mudah ditemukan. Yang saat ini belum ada, mungkin saat saya mengetik kalimat ini ada beberapa kepala yang tengah merencanakannya.

Bagi mereka yang memiliki banyak duit, bisnis yang dibawa atau dibangun di Tanjungpinang bisa langsung menyewa tempat yang luas. Intinya, butuh modal banyak pun akan dengan mudah diwujudkan. Ini berbeda dengan keberanian "wong cilik" yang datang ke kota ini hanya dengan sedikit modal. Dan yang seperti ini saya yakin jumlahnya sangat banyak. Saya bertemu Suryadi, perantau asal Lampung yang usianya kini belum genap 30 tahun. Dari keinginan sederhana: ingin menikmati daging ayam utuh sendiri, kini ia menjadi pengusaha kuliner yang sukses. Mengapa harus daging ayam utuh?

Karena ia sejak kecil didera kemiskinan. Saya ingat betul bagaimana ia bercerita sehabis pulang sekolah ia ke sungai mencari ikan untuk dibakar sebagai lauk. Kadang gosong aroma minyak tanah. Suryadi mengawali suksesnya sebagai pedagang sayur keliling. Ia kredit sepeda motor, ngojek, dan kerja serabutan lain. Ia berkata juga: Tanjungpinang tak perlu membuat orang yang suka tantangan bingung. Masih banyak lahan penghasilan asalkan ulet.

Post a Comment for "Keberanian yang Tertunda"