Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Selamat Tahun Baru


Malam tahun baru di Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepri malam itu, Sabtu (31/12) merupakan sesuatu yang istimewa. Istimewa karena pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan pergantian tahun tanpa pesta kembang api. Kembang api memang ada, tetapi dibeli sendiri oleh warga. Tentu bukan bukan kembang api yang bagus, karena dibeli di kaki lima.

Pesta malam pergantian tahun di Tanjungpinang dipusatkan di Gedung Daerah, Tepi Laut. Bagi yang pernah ke Tanjungpinang, pasti akan diajak teman atau mendengar ekostisnya kawasan ini. Tepi Laut adalah jalan raya di tepi laut persis. Di atas jalan, sebuah tebing tinggi dibuat sedemikian rupa sebagai taman. Boleh duduk di tepi laut persis, di trotoar, di dataran yang agak tinggi di bawah kaki monumen yang segera dipindahkan tempatnya menjorok ke tangah laut, bisa di taman paling atas, yang di atas tebing tadi. 

Dari semua tempat menyenangkan itu, mata diberikan pemandangan yang luar biasa. Lautan, dengan Pulau Penyengat di ujung sana. Kapal-kapal lalu-lalang, dari atau menuju Batam atau Singapura. Keeksotisan Tanjungpinang lebih terasa menjelang matahari terbenam. Semua trotoar penuh dengan kuri para pedagang makanan. Tempat hiburan juga ditemui di lokasi ini. Setiap malam, aktivitas ini selalu bisa ditemui. Kecuali hujan, tetap hidup namun denyutnya tak terasa kencang.

Malam itu, belasan ribu warga Tanjungpinang datang. Gedung Daerah yang biasanya begitu-begitu saja malam itu berdandan. Entah berapa banyak lampu membungkus tubuhnya yang masih tampak kekar meski bangunan ini berusia lanjut. Warna pelangi silih berganti membalur tubuh Gedung daerah. Lalu provider kembang api yang juga menyeting pembukaan Sea Games di Palembang belum lama ini harus berani menerima tantangan. Memasang lampu laser di sekeliling Gedung daerah dan satu lagi: panitia menginginkan kembang api diluncurkan dari atas kapal tongkang. Artinya, kembang api harus berada di tengah laut.

Sedikitnya 2.000 ledakam kembang api membelah langit Tanjungpinang malam itu. Jalan Merdeka, tepi Laut, Jalan Pos dan jalan sekitarnya membuat polisi kalang kabut. Warga ingin menyaksikan seperti apa pagelaran kembang api, yang selama ini hanya disaksikan di televisi. Yang mereka tahu, Kepri masih dianggap salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan warga berhak mendapatkan hadiah pesta kembang api.

Ada cinta dan semangat malam itu. Pasangan muda lokal sejak sore menunggu malam yang istimewa itu. Mereka mengincar tempat parkir yang memungkinkan bisa menyaksikan tebaran bunga api jatuh sambil memeluk tubuh sang kekasih. Atau saat kembang api besar meledak, ia pun berbisik seperti itulah cintanya. Besar. Pasangan muda dengan status turis asing memilih menginap di hotel. Kabarnya, tiga hari menjelang malam pergantian tahun kamar-kamar hotel di dekat Tepi Laut penuh. 

Yang muda bercinta, yang tua pun bernostalgia. Jalan kaki di tengah keramaian. Mengenang masa lalu.

Saya melihat kebanggan di wajah belasan ribu warga yang datang malam itu. Saya yakin di antara sekian banyak orang, pasti juga sekian banyak masalah. Entah memikirkan uang sewa kamar kosnya yang sudah mulai ditagih, atap dapur bocor istri ngomel sepanjang hari namun uang untuk memperbaiki belum ada. Atau janji menikahi sang kekasih tertunda karena ada rintangan dari pihak lain, atau dan atau masalah lainnya. Namun saya juga yakin, kedatangan mereka malam itu ingin menghilangkan, menghilangkan sebagian, mengurangi berbagai persoalan dari tingkat ringan sampai kelas berat.

Mereka ikut beryanyi sewaktu artis ibu kota yang diundang tampil di atas panggung. Menari, menggerakkan badan. Lalu bersorak sorai ketika kembang api pecah berkeping-keping. Di langit.

Selamat tahun baru. Cukuplah pesta kembang api malam itu, tetapi jangan cukupkan kebahagiaannya sahabat. Dengan bahagia akan lebih mudah menghadapi hidup. Pasti sulit, tetapi akan lebih sulit jika memikirkan sesuatu dengan perasaan sedih. Toh sedih atau bahagia persoalan harus dihadapi. Kecuali ingin menghadapi masalah dengan jalan pintas. Toh ini juga tak akan menghilangkan masalah, jika selalu ingat normak dalam kehidupan ini. Bukankah kebahagiaan akan datang kadang di luar perkiraan kita? Siapa tahu seminggu setelah tahun baru masalah itu terpecahkan?

Tahun baru hanyalah pergantian tahun. Namun bisa menjadi momen perubahan bagi yang memang ingin melakukannya. Terserah sahabat, mau berdiam diri atau mengubah diri?

Post a Comment for "Selamat Tahun Baru"