Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Di Sini Merah Putih Pertama Kali Dikibarkan

Bagi yang pernah melewati Tepi Laut, atau keluar dari Pelabuhan Sri Bintanpura, kalau jeli akan melihat sebuah taman sederhana yang diberi nama Tugu Proklamasi. Saat ini, taman terlihat lebih rapi karena dinding dioramanya dicat ulang dan ada tulisan Tugu Proklamasi cukup besar di pagarnya.

Tugu Proklamasi di Tepi Laut. Sarat sejarah. F-dhewe
Mungkin tak banyak yang yahu, sebenarnya fungsi tugu ini untuk apa. Atau mungkin ada yang berpikir sekadar ikut-ikutan yang di Jakarta sana, yang juga ada tugu dengan nama sama. Sejatinya, lokasi ini menjadi titik sejarah masuknya Tanjungpinang ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dilansir antarakepridotcom (14/6/15), saksi sejarah yang masih bisa menceritakan secara detil peristiwa tersebut adalah Imam Sudrajat. Saat usianya 24 tahun ia yang bergabung di Komando Operasi Tertinggi Operasi A Angkatan Darat ditugaskan ke Tanjungpinang untuk mengusir Inggris dari Kepri. Tokoh BP3KR yang oleh teman-temannya sering dipanggil Singa Kepri ini tutup usia pada 27 Agustus 2016 pada usia 77 tahun.

Diceritakannya, pengerek Bendera Merah Putih di depan Gedung Daerah pada tahun 1947 adalah Mochtar Husein, yang tak lain adalah paman Imam. Jadi Kepulauan Riau menjadi bagian dari Indonesia bukan 1945, melainkan 1949. Mochtar dan Tengku Saleh asal Lingga yang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa masyarakat Kepulauan Riau ingin menjadi bagian dari Indonesia.

Tulisan Tugu Proklamasinya, kok sepi yang foto-foto, ya?
Fotoku dhewe
Saat itu, memang ada keinginan sebagian masyarakat Kepulauan Riau masuk ke Singapura, yang saat itu dijajah Inggris. Keinginan menjadi bagian Singapura lantaran merasa satu rumpun. Sementara keinginan bergabung ke Indonesia karena berdasarkan sejarah nusantara.

Mochtar bersama rekan-rekan seperjuangannya memberanikan diri, mendesak Kepulauan Riau masuk dalam wilayah kedaulatan NKRI. Keinginan itu mendapat dukungan penuh dari Presiden Soekarno. Lalu dijahitlah Bendera Merah Putih oleh Rahma binti Rahmat, mertua Imam, dan Uni Daiya, warga Tepi Laut.

Kemudian dikibarkan di pojok kanan depan sebuah rumah yang berada di depan Gedung Daerah. Rumah bersejarah itu telah digusur karena kesannya yang kumuh di pusat kota. Sedangkan fondasi tiang bendera digeser setelah Pemerintah Kota Tanjungpinang membangun Tugu Proklamasi, pada zaman pemerintahan Suryatati A Manan.


Nah, jadi tahu kan sejarah Tugu Proklamasi di Tanjungpinang? Mungkin karena ketidaktahuan itu sehingga Tugu Proklamasi jarang digunakan untuk berfoto-foto oleh wisatawan, dibandingkan Tugu Pensil atau taman lainnya di Tepi Laut.

Makanya jangan cuma lewat Bro and Sista.
Fotoku dhewe
Dinding yang melatarbelakangi Tugu Proklamasi sebenarnya penuh gambar diorama perjuangan yang terjadi pada masa kemerdekaan. Semua bagian dinding tembok menceritakan heroiknya jiwa kepahlawanan masyarakat Tanjungpinang. Sebenarnya tempat ini masih bisa  menjadi tempat berfoto yang menyenangkan karena di sebelah kiri halaman tugu dibangun dua tiang dengan ornamen modern yang cukup bagus.

Atau bisa mengambil posisi di depan tulisan Tugu Proklamasi yang berbatasan langsung dengan trotoar. Sayangnya, di bawah trotoar, di tepi jalan raya lebih sering dipakai berjualan oleh pedagang kakilima atau mangkalnya angkotan kota. Kalau mau foto berlatar belakang tulisan Tugu Proklamasi sendiri ya sampaikan saja kepada pedagang atau sopirnya, hehe.

Menurutku, jenis huruf atau font yang digunakan untuk tulisan Tugu Proklamasi kesannya tidak kaku. Meski menandakan ada tempat bersejarah, tak melulu menggunakan font standar seperti Arial. Memang kata Proklamasinya sengaja dipakai font standar, namun kata Tugu-nya, manis. Dan gairah perjuangannya pun tampak dengan mengecat kata Tugu dengan warna merah, sedangkan Proklamasi warna putih.

Mereka yang berjuang, kita yang menikmatinya. Semoga
kita tak melupakan sejarah. Fotoku dhewe.
Mau foto sendiri atau satu rombongan juga bisa. Pasalnya ukuran tulisannya cukup besar, atau lebar sehingga mampu menampung profil manusia satu rombongan sedang. Aku selalu melintasi Tugu Proklamasi dengan pelan. Maksudku, kalau kebetulan ada yang foto selfi atau wefie atau foto rombongan akan aku ambil sebagai pelangkap artikel ini. Namun berkali-kali lewat tak ada yang foto-foto, ya sudah kufoto saja Tugu Proklamasi dengan pemandangan ada pedagang kakilimanya dan seseorang tengah duduk di kaki huruf R dan O.

Bandingkan dengan tulisan Tanjungpinang Kampong Kite atau I Love Tanjungpinang yang ada di halaman Gedung Gonggong. Hampir setiap orang yang datang ke sini, apalagi tamu yang datang dari luar Tanjungpinang, pasti berdiri memasang gaya, lalu klik klik klik temannya mengambil foto. Gantian. Aku rasa kalau salah satu tulisan ikonik tadi ditaruh di Tugu Proklamasi juga akan dipakai orang untuk foto-foto. Atau biarlah keduanya di sana, namun di Tugu Proklamasi juga dibuatkan benda sejenis yang bagus untuk foto.

Masih di lokasi Tugu Proklamasi. Fotoku dhewe.
Sebenarnya sih ada prasasti yang bertuliskan nama tugu dan sejarah singkat tentangnya. Ada upaya untuk meremajakannya, salah satunya mengganti papan nama yang dulu kotak persegi panjang ditempelkan pada tiang. Kini lebih memiliki kesan bersejarah sedikit, dengan penggantinya berupa prasasti yang menempel pada batu buatan. Prasasti berwarna latar hitam diukir dengan tulisan dan hiasa bunga pada keempat sudutnya dengan cat keemasan.

Mari mengingat kembali tempo doeloe sahabat-sahabatku. Ya sesekali berfoto di Tugu Proklamasi lalu mengunggahnya di media sosial. Biar yang lain tahu kota ini memiliki sejarah berbeda saat bergabung dengan Indonesia dibandingkan daerah lain di Indonesia. Atau kita akan membiarkan sejarah itu berlalu, anak cucu kita pun akan melupakannya.

Merdeka!

Catatan:
Pada awalnya, Kepulauan Riau (Kepri) adalah salah satu kabupaten dari Provinsi Riau, yang sudah terbentuk pada tahun 1958 berdasarkan UU Nomor 61 tahun 1958. Sejak diberlakukan UU No. 24 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Provinsi Kepulauan Riau yang wilayahnya mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.

Jiku ada yang nanya, Riau itu provinsi, Kepulauan Riau (Kepri) juga provinsi? Jawabannya benar. Ibukota Riau di Pekanbaru, sementara Ibukota Kepri di Tanjungpinang. Bukan di Batam seperti yang disangka sebagian orang.

1 comment for "Di Sini Merah Putih Pertama Kali Dikibarkan"