Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mesum di Taman Ini, Tanggung Akibatnya!


Tembok bulat bawah pohon itu tempat duduk lho. F-dhewe.
Bukan rahasia lagi jika tempat-tempat santai yang seharusnya memang digunakan untuk bersantai kadang disalahgunakan sebagai tempat untuk "bersantai". Bersantai yang ada dalam tanda kutip adalah perbuatan asusila yang dilarang norma-norma yang berlaku di masyarakat. Mau coba-coba berbuat asusila di Taman Bestari, Tanjungpinang? Sialakan kalau nggak ingin ketangkap.

Taman ini memiliki ciri khasnya, yakni pohon besar yang aku sendiri tak tahu pasti berapa usianya. Namun dilihat dari bentuknya, batang pohonnya lebih besar dari lingkaran tangan dua manusia yang disatukan, tingginya belasan meter, cabang dan rantingnya sangat lebat dan melabar sehingga membentuk semacam payung raksasa. Jumlahnya sedikitnya 14 pohon, itu yang aku hitung dari tempatku duduk, minggu lalu, suatu sore.

Pohon pohon berusia tua yang tak angker. F-dhewe.
Jika ada tempat bersantai yang miskin tempat berteduh, Taman Bestari justru menyediakan keteduhan yang melimpah. Pepohonan berusia tua memberikannya. Tak heran jika siang hari saat panas menyengat, bangku-bangku yang disediakan di taman ini menjadi kursi bak terasa di teras rumah saat angin berhembus. Kontur tanah di Taman Bestari miring, bagian atas jalan raya kompleks perumahan, bagian bawah jalan raya yang merupakan jalur jika ingin berbalik arah ke Tepi Laut.

Pepohonan raksasa tadi rata-rata berada di bagian bawah, namun karena rantingnya yang menggurita dedaunannya menjangkau bagian tanah yang tinggi. Di bagian tinggi juga ada pepohonan yang tingginya tidak setinggi pepohonan di bagian bawah. Taman ini mampu menampung banyak warga. Tempat tempat duduk yang bentuknya bulat, panjang, bangku bisa menjadi pilihan.


Jangan khawatir tak kebagian bangku di sini. F-dhewe
Paling menyenangkan di tempat ini adalah memandang lautan lepas, yang memotong bagian atas bangunan di seberang jalan. dari tempat yang tinggi, lautan lepas memang jelas terlihat. Yang harus diingat, di tempat ini nyaris tak ada orang berjualan. Maksudnya penjual yang memang menjadikan pengunjung taman sebagai pangsa pasarnya. Mungkin lantaran di Tanjungpinang, khususnya di Tepi Laut terdapat banyak taman sehingga jumlah pengunjung suatu taman tak bisa dipastikan setiap hari.

Di ujung jalan ada sebuah rumah makan kecil yang menyediakan menu ayam cukup lezat. Dari taman cukup jalan kaki, tak sampai lima belas menit.

"Jangan berbuat asusila di sini, tertangkap!" bisik seorang remaja yang saat itu datang secara bergerombol. Ada enam sepeda motor, semuanya boncengan. Yang lainnya serta merta mengarahkan pandangannya ke aras yang ditunjuk jari tangan yang tadi berbicara. Pandangan mereka tertuju ke sebuah tiang bercat putih dengan tinggi sekitar tujuh meter dari tanah. Sekian detik mata-mata remaja itu menatap serius empat benda berbentuk balok dengan lensa di bagian depan. Ya, Taman Bestari dilengkapi delapan buah kamera pengintai yang dipasang pada dua tiang berbeda.

Duduk sendiri juga boleh kok. F-dhewe
Satu tiang menjadi poros bagi empat mata elektik, yang arahnya disesuaikan dengan tempat yang dimungkinkan dijadikan tempat asusila. Kalau masih ingin macam-macam ya silakan tanggung sendiri akibatnya. Mungkin ada yang berpikir berlebihan tempat seperti ini harus dipasang kemara pengintai segala. Namun aku kok percaya, pemasangan delapan kamera pengintai di Taman Bestari pasti sudah dilakukan pengamatan dan survei sebelumnya.

Lha nyatanya tempat-tempat wisata yang dibangun untuk bersantai seperti taman warga, kadang juga oleh mereka yang kebelet bisa dianggap sebagai kamar pribadi. Tentu saja sembunyi sembunyi. Dan sepandai-pandainya orang sembunyi, suatu saat akan ketahuan juga. Ketahuannya nggak perlu berkali-kali deh, cukup sekali dan sanksi sosial akan melekat pada dirinya selamanya. Memang enak dicap oleh masyarakat?

Ini nih satpam elektrik, awas jaga perilaku.
Fotoku dhewe.
Lalu aku dengar celetukan remaja lain, masih dalam kawanan yang sama, "Jangan-jangan kameranya mati." Pertanyaan itu sempat memicu reaksi beragam. bahkan ada yang mencoba memukul kepala temannya sambil berteriak, "Kalau mati ngape dipasang, bodoh!" Dan suasana siang itu menjadi meriah oleh riuh ejekan dan teriakan anak-anak lajang berusia tanggung.

Toh warga menyambut senang adanya kamera pengintai tadi. Contohnya Pak Karim yang datang membawa cucunya. Warga Batu 2 ini mengatakan seperti ini, "Biar yang berniat tak senonoh di tempat ini urung diri. Pasti ketangkap kamera yang tak pernah tidur itu."

Lepas dari persoalan kamera pengintai, Taman Bestari bisa menjadi tempat pilihan bagi traveller yang ingin berkunjung ke Kota Tanjungpinang atau Pulau Bintan. Jaraknya nggak jauh dari Pelabuhan Sri Bintanpura, Tanjungpinang. Bisa jalan kaki atau naik ojek, bilang saja Hotel Sadap, nah Taman Bestari ini berbetasan langsung dengan hotel tersebut.

Kayaknya kalau hanya melihat-lihat fotonya kurang aduhai. Bagaimana kalau dilihat tayangan video singkat yang aku ambil saat keheningan masa di taman Bestari? Suara dedaunan bergesekan, menyadarkan bahwa alam pun punya nyanyian.


1 comment for "Mesum di Taman Ini, Tanggung Akibatnya!"