Tirai
![]() |
ilustrasi - gkjwsby.wordpress.com |
Tetapi tirai yang satu ini bukan tirai malam pengantin. Juga bukan tirai malam pengantin seperti judul film jadul itu. Ini tirai Ramadan. Selama ini, selalu ada pemandangan yang tak lagi dianggap aneh, saat siang hari kedai makan ditutup tirai. Tirai ini gunanya untuk membatasi pemandangan antara pengunjung rumah makan yang tidak berpuasa dengan orang-orang yang melintas di depannya.
Tahun ini, Ramadan kali ini, tak ada lagi pemandangan tirai-tirai beraneka ragam itu. Seorang teman mengaku setuju dengan kebijakan tersebut. Soal puasa tentu paling penting ada niat di hati. Mau dipasang tirai atau tidak kalau memang ada yang nekat ingin membatalkan puasa di atas sepiring nasi ya bisa menggunakan segala cara.
Dan pengalaman ini juga dikatakan langsung oleh teman sekantorku. Pernah ia tak tahan dengan lapar mendera, padahal paginya ia sahur bersama keluarganya. Apa daya, aroma masakan sebuah rumah makan menggodanya, meruntuhkan dinding ketabahan itu. Masuklah ia ke sebuah warung yang oleh pemiliknya dipasangi terpal.
Apa yang terjadi, belum lagi duduk ia sudah terkejut. Bukan apa-apa, seseorang yang sangat dikenalnya dengan kikuk menyantap sepiring nasi. Tentu saja sepasang kakinya ditekuk agar sepatunya tak terlihat oleh orang yang lewat. Karena tirai yang dipasang pemilik kedai makan tak sampai bawah atau menyentuh tanah. Padahal sepatu yang dipakai temannya pasti banyak juga yang pakai, kecuali memang pesan satu biji di pabriknya sehingga begitu melihat sepatunya orang langsung tahu oooh itu si anu.
Ah tirai.....
Post a Comment for "Tirai"