Menikmati Hidup di Jalan Bintan
Di Tanjungpinang ada satu ruas jalan tua yang diberi nama Jalan Bintan. Sebagai kawasan tua, Jalan Bintan menjadi magnet bagi orang luar yang ingin mengencani Kota Tanjungpinang. Untuk menikmati suasana di jalan ini, lebih terasa dilakukan siang hari.
Sejak masuk jalan, sebuah agen koran dan majalah terbesar di Pulau Bintan menyapa di sebelah kiri jalan. Silakan memilih bacaan sesuai keinginan untuk dinikmati di hotel atau kedai kopi saat sarapan. Lalu ada kedai kopi tua yang tak pernah sepi dari pengunjung, sebelahnya ada rumah makan padang. Di antara rumah makan ini dan mie lendir yang sangat terkenal, ada Lorong Bintan. Korong ini sebenarnya jalan penyingkat bagi warga Jalan Bintan yang ingin keluar menuju kompeks Bank Mandiri atau BNI serta Bestari Mall. Panjang lorongnya tak lebih dari 500 meter, namun ada suasana tempo doeloe melewatinya.
Soal mi lendir Jalan Bintan ini kabarnya rasanya mak nyuss. Peppy jenggot host Peppy The Explorer pernah menikmati mi di tempat ini, juga budayawan Sujewo Tedjo. Datanglah sebelum jam satu siang, kalau tak ingin kecewa. Dengan luas ruang makan terbatas, tak sedikit yang memilih bungkus lalu dibawa pulang.
Masih di sebelah kiri, bangunan lain adalah Toko Roti Zaman. Konon, inilah pembuat roti tertua di Tanjungpinang. Meski demikian, pemilik usaha ini akan menutup tokonya ketika roti yang dibuatnya dengan jumlah terbatas habis. Jika ingin membelinya, ya harus menunggu esok hari. Jaim banget ya hehe. Jika kita meneruskan langkah, ada hotel bintang tiga yang didampingi penginapan murah meriah. Di ujung Jalan Bintan adalah masjid raya Tanjungpinang yang terkenal.
Nah, di antara toko stiker dan apotek ada jalan kecil yang mengarah ke dunia kenikmatan sesaat. Ya, para PSK Jalan Bintan masih tetap menyimpan cerita tersendiri meski banyak yang mengatakan mereka yang ada di lokasi ini umurnya sudah tak lagi muda.
Malam hari, Jalan Bintan adalah ketenangan untuk berwisata kuliner. Jika Bintan Center adalah kawasan kuliner tersibuk di Tanjungpinang malam hari, menikmati mie goreng di Jalan Bintan akan menemukan suasana yang lebih damai. Hanya ada satu pedagang mi dan nasi goreng di sini malam hari. Tak ada bangku kayu beserta mejanya. yang ada hanyalah tikar dibentangkan di lantar teras ruko. Lesehan ditemani lampu jalan yang temaram.
:Kangen Jalan Bintan, sobat..... begitulah BBM yang aku terima dari temanku, seorang karyawan perusahaan swasta yang tinggal di Jakarta. Bulan lalu ia menikmati Tanjungpinang dan selama dua hari ia selalu mengajakku mengencani Jalan Bintan.
![]() |
Happy Salma di Jalan Bintan. F-istimewa |
Soal mi lendir Jalan Bintan ini kabarnya rasanya mak nyuss. Peppy jenggot host Peppy The Explorer pernah menikmati mi di tempat ini, juga budayawan Sujewo Tedjo. Datanglah sebelum jam satu siang, kalau tak ingin kecewa. Dengan luas ruang makan terbatas, tak sedikit yang memilih bungkus lalu dibawa pulang.
Masih di sebelah kiri, bangunan lain adalah Toko Roti Zaman. Konon, inilah pembuat roti tertua di Tanjungpinang. Meski demikian, pemilik usaha ini akan menutup tokonya ketika roti yang dibuatnya dengan jumlah terbatas habis. Jika ingin membelinya, ya harus menunggu esok hari. Jaim banget ya hehe. Jika kita meneruskan langkah, ada hotel bintang tiga yang didampingi penginapan murah meriah. Di ujung Jalan Bintan adalah masjid raya Tanjungpinang yang terkenal.
Sementara di sisi kanan Jalan Bintan, kebanyakan toko kelontong. Ada juga apotek, percetakan, pusat bahan stiker, tour and travel, kantor pemerintahan dan juga kedai dan bengkel sepeda motor. Jangan bayangkan ruko yang ada di jalan ini bentuknya bagus. Kuno, hanya kotak dengan sedikit hiasan. Ala kadarnya.
Seorang calon wako gotong royong di Jalan Bintan. F-tpipos |
Malam hari, Jalan Bintan adalah ketenangan untuk berwisata kuliner. Jika Bintan Center adalah kawasan kuliner tersibuk di Tanjungpinang malam hari, menikmati mie goreng di Jalan Bintan akan menemukan suasana yang lebih damai. Hanya ada satu pedagang mi dan nasi goreng di sini malam hari. Tak ada bangku kayu beserta mejanya. yang ada hanyalah tikar dibentangkan di lantar teras ruko. Lesehan ditemani lampu jalan yang temaram.
:Kangen Jalan Bintan, sobat..... begitulah BBM yang aku terima dari temanku, seorang karyawan perusahaan swasta yang tinggal di Jakarta. Bulan lalu ia menikmati Tanjungpinang dan selama dua hari ia selalu mengajakku mengencani Jalan Bintan.
Post a Comment for "Menikmati Hidup di Jalan Bintan"