Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

bismillah, aku memulai

Belum sehari Gubernur Kepri, Drs H Muhammad Sani dilantik oleh Mendagri Gamawan Fauzi di halaman Gedung Daerah, Tepi Laut, Tanjungpinang. Sekadar catatan, Tanjungpinang adalah salah satu kota di provinsi ini yang dipilih sebagai ibu kota. Bukan ribuan tamu undangan yang ingin aku tuliskan di sini, karena prosesi pelantikan seorang kepala daerah sekelas gubernur pasti dihadiri banyak undangan.

Aku hanya ingin mencatat bagaimana Pak Sani yang berpasangan dengan mantan Ketua DPRD Kota Batam, dr H M Soerya Respatino SH MH mengikuti kalimat yang diucapkan Mendagri didampingi Kakandepag Kepri Drs H Razali Jaya yang mengangkat Alquran saat pengambilan sumpah. Masih teringat kata-kata itu.... sumpah yang Anda ucapkan bukan hanya untuk masyarakat Kepri, namun juga disaksikan oleh Allah SWT.

Saat nama Allah disebutkan Mendagri, aku yakin ada keinginan berbakti untuk negeri dengan kebijakan-kebijakan terbaik. Jangankan sampai ke Allah, ditatap ribuan pasang mata tamu undangan, pasti hati kedua pengantin daerah ini bergetar.

Saat ini aku di rumah. Lalu teringat beberapa nama gubernur yang akhirnya terseret skandal di daerahnya. Entah menyangkut moralitas, korupsi dan masalah lain. Saat menang Pemilukada, pasti mereka juga diambil sumpahnya. Menjadi pemimpin memang tidak mudah, bahkan ada yang menyebutnya sebagai musibah. Tentu hal ini berlaku bagi pimpinan yang selalu merasa bersalah jika tak menepati janjinya. Sebelum diambil sumpahnya, entah berapa banyak warga yang mendengar janjinya saat kampanye. Belum lagi bumbu-bumbu penyedap yang diteriakkan tiap-tiap juru kampanye.

Gubernur atau wakil gubernur tetaplah manusia. Adakalanya ia lupa, karena ia bukan sosok secara individu. Banyak orang baik namun di akhir karirnya menjadi tak baik karena bisikan. Dan cerita tentang bisik-membisik tak hanya kita lihat dalam dunia nyata, dalam kesenian tradisional pun aku masih mengingatnya. Biasanya di kampungku, kampung kecil di bawah kaki Gunung Muria, pemerintah desa nanggap wayang untuk mengisi acara 17 Agustus. Di dalamnya ada Sengkuni.

Sengkuni bisa bertebaran di sekeliling kita. Keluarga, tetangga, sahabat, pegawai, atasan, pacar, istri, suami, anak dan orang lain.Memimpin diri sendiri kadang aku rasakan jauh dari sifat pemimpin. Itu baru untuk diri sendiri, bagaimana jika yang dipimpin itu rakyat? Semoga bukan karena hanya ingin menyenangkan rakyatnya, seorang pemimpin menggunakan sesuatu yang bukan haknya.

..... sumpah ini juga disaksikan Allah SWT.... Ya Allah ampuni hamba, saat malam-malam ingin kukubur dosaku, lalu aku tidur, kadang aku tak bisa menjamin sumpah itu tetap keukueh di hati tatkala matahari pagi bersinar hingga sore, lalu malam lagi.

Post a Comment for "bismillah, aku memulai"