Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Harry, Sang Pangeran Bengal dari Kerajaan Inggris

Harry dan Meghan menikah. F-globalnews/youtube
Warga sejagat pasti menyaksikan pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle di Kapel St George, Inggris, Sabtu (19/5/2018) lalu. Saya bukan penggemar tayangan televisi tentang pernikahan, namun tak bisa saya pungkiri, Senin (21/5/2018) saya melirik (baca mengintip) wajah Harry sebentar di Youtube.

Kemajuan dunia teknologi informasi membuat pernikahan ini menyebar sangat cepat. Hampir tak ada media terkenal yang tak membahasnya. Apalagi media hiburan, wah mengupas tuntas tentang siapa Meghan. Dibandingkan dengan abangnya, Pangeran William, saya memang lebih suka membaca berita-berita tentang Harry selama ini.

Bagi saya, Harry adalah pangeran bengal pendobrak tradisi di Kerajaan Inggris. Saat usianya masih di bawah 10 tahun, sifat pemberontaknya sudah terlihat. Ia akan melakukan sesuatu yang dia suka. Sejak kecil ia memang sudah tahu bahwa pewaris tahta adalah William, sehingga ia berkata saat itu: saya bukan raja, William yang akan menjadi raja, jadi saya bisa semau saya.

William dan Harry dibimbing oleh ibu yang hebat, Putri Diana. Diana tak membiarkan anak-anaknya sekolah khusus di dalam dinding kerajaan, sehingga Dianalah anggota kerajaan pertama yang mengantarkan anak-anaknya sekolah umum. Satu rahim, namun rupanya jiwa Diana lebih banyak terserap oleh Harry.


Setelah kematian Diana dalam kecelakaan mobil di Perancis bersama Dodi Alfayed, Harry tumbuh menjadi pengeran muda yang labil. Ia masuk pub, teler, pesta hingga puncaknya muncul fotonya mengenakan jaket berlambang Swastika (Nazi). Kerajaan dan warga Inggris heboh.

Padahal, sebelumnya Harry remaja sengaja mengasingkan dirinya ke sebuah negara di Afrika, bersosialisasi dengan para penderita HIV. Banyak yang merasa senang melihat perbuahan sikapnya. Harry menjadi remaja yang peduli orang lain, penuh perhatian dan suka bercanda. Seperti ibunya.

Harry agaknya memiliki sentimen terhadap pers yang selalu mengikutinya ke mana pergi.

Lalu Harry masuk Angkatan Darat Inggris. Ia ngotot minta ditugaskan ke negara konflik seperti teman seangkatannya di kesatuan militer. Namun taruhannya terlalu besar, karena rencana pengirimannya bocor. Ada pihak yang membuat sayembara berhadiah fantastis bagi yang bisa membunuhnya.

Harry gagal berangkat. Namun keinginannya untuk bertempur tak terelakkan lagi. Akhirnya terjadi kesepakatan aneh. Pihak kerajaan dan pers Inggris diminta tidak memberitakan secuil pun tentang keberangkatan Harry ke Afghanistan untuk bertempur. Justru akhirnya media luar yang membocorkannya, dan Harry harus ditarik pulang.

Saat perjalanannya pulang, dalam satu pesawat yang sama ada dua anggota tentara dalam kondisi terluka. Kepada publik Harry mengatakan, dirinya bukan pahlawan. Para prajurit yang terluka dan gugurlah sejatinya pahlawan itu.

Dan Harry akhirnya menggagas olimpiade untuk para tentara yang cacat.

Pada pernikahan abangnya, Pangeran William dan Kate Middleton tujuh tahun lalu, publik menyaksikan betapa Harry yang bengal tampil lebih dewasa. Ia mendampingi abangnya.

Sebagai manusia biasa, Harry pun merasa kesepian. Hingga akhirnya ia membuka hubungan dengan sejumlah gadis. Sayang, hubungan demi hubungan gagal karena pacar Harry tak tahan dengan pers.

Lalu suatu ketika terciumlah kabar Pangeran Harry pacaran dengan Meghan Markle, seorang model keturunan Amerika - Afrika. Geger. Pasti. Meghan pun menjadi korban di media sosial, juga media Inggris.

Meghan yang bukan Eropa, janda, berasal dari Amerika lagi. Atas nama cinta, Harry melakukan tindakan yang mengejutkan. Ia meminta pers untuk tidak menghujat pacarnya sampai seperti itu. Apalagi menyangkut ras. Sesuatu yang dipendam selama ini akhirnya diungkapkan Harry, bagaimana sejak kecil ia melihat pers telah membuat ibunya, Putri Diana, tertekan.

Bahkan sebagian pihak menilai popularitas Putri Diana yang jauh lemebihi Pangeran Charles, suaminya, akhirnya menimbulkan keretakan hubungan keduanya yang berujung pada perceraian. Akhirnya Meghan menjadi sosok yang disukai warga Inggris. Dan pernikahannya pun dinantikan untuk disaksikan.

Apa sih yang ingin saya sampaikan lewat tulisan ini? Bahwa saya rajin mengikuti berita Harry, mungkin Anda lebih gila dari saya. Mungkin Anda malah mengoleksi foto-fotonya, mengkliping beritanya dan membuat blog sendiri tentangnya.

Sederhana, saya salut dengan Harry yang tumbuh dengan segala kemewahan namun ingin diperlakukan sebagai manusia normal. Saat dipulangkan dari Afghanistan karena identitsanya dibocorkan media asing, ia mengatakan hal ini: saya bukan pemuda normal.

Kita yang pas-pasan, kadang kurang, sesekali belagu, sombong, sok kaya, ingin menjadi orang yang berbeda. Dan Harry yang jelas kaya, punya duit, punya keluarga kerajaan, justru ingin merasakan bagaimana menjadi orang biasa.

Lalu soal cinta, Harry mati-matian melindungi Meghan dari serangan netizen yang usil. Ini susah, lho. Lha netizen itu nulisnya bisa menyakitkan, kok. Apalagi kalau sempat muncul komunitas pembenci, wah bisa meradang membaca media sosial. Dengan kedewasaannya, Harry meminta mereka yang suka membully calon istrinya di media sosial, juga pers pada umumnya untuk menghormati hak-hak seseorang sebagai manusia.

Dan berhasil, kawan!

Ya jangan ikuti Harry seutuhnya. Misalnya ingin menjadi pangeran, ingin dikirim ke daerah konflik, punya pacar model, bisa jalan-jalan kemana-mana. Ikuti saja yang baik-baik dan manusia pada umumnya bisa melakukannya.

Perlukah saya tuliskan contohnya? Tidak sombong, peduli terhadap sesama, menjaga yang dicinta. Jangan cuma menjaga yang dicinta, ada orang lain memuji pacarnya cantik malah ambil golok karena cemburu. Jangan sombong kalau dititipi amanat. Sebagai apa saja pokoknya jangan sombong. Oh, ya, saya ingat, dalam pernikahannya Pangeran Harry membuat ratusan undangan untuk warga umum agar bisa menyaksikan pernikahannya dari dekat.

1 comment for "Harry, Sang Pangeran Bengal dari Kerajaan Inggris"

  1. Oiya ngomongin kerajaan Inggris, ada fakta menarik nih yang berhasil terungkap ke permukaan. Usut punya usut, meski sering terlihat mewah, ternyata keluarga kerajaan Inggris punya sederet kebiasaan hemat loh yang bisa dicontoh. Nggak percaya? Cek disini ya: 10 kebiasaan hemat keluarga kerajaan Inggris, patut ditiru!

    ReplyDelete