Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nur Ilahi, Masjid Anggun "Di Atas" Lautan


Masjid Raya Nur Ilahi Dompak. Fotoku dhewe
Pagi tadi, seperti pagi-pagi sebelumnya, rute yang kulintasi setelah mengantar anakku di SMPN 4 Tanjungpinang ialah menyinggahi Masjid Raya Nur Ilahi. Kemegahan masjid ini sudah tercium sejak memasuki jembatan yang bermula di depan Ramayana dan berujung di bibir pulau tempat masjid dan bangunan pemerintahan Pemprov Kepri berada.

Karena terletak di Pulau Dompak yang juga pusat pemerintahan Provinsi Kepri, Masjid Nur Ilahi lebih dikenal dengan sebutan Masjid Dompak. Berdiri di atas bukit, kehadiran Nur Ilahi seakan sebuah ikon religi yang ada "di atas" lautan. Dari jembatan, akan bertemu bundaran dengan empat jalan di tiap sisinya, putari bundaran 180 derajat lalu belok kiri. Pada bundaran kedua, sudah terlihat jalan masuk Nur Ilahi. Jalan ini menanjak, mengikuti tekstur tanah berbukit.

Follow the signs Guys... Fotoku dhewe
Bagi yang baru pertama kali, mungkin agak bingung harus parkir di mana. Begitu banyak area parkir yang disediakan di komplek ini. Jika sedang penuh jamaah, bisa parkir di dekat gerbang masuk. Namun pada hari-hari biasa, dari gerbang belok kiri lalu belok kanan. Setelah melewati menara, belok kanan, lurus kira kira 200 meter. Akan dijumpai papan arah untuk parkir kendaraan. Parkir favoritku adalah di parkir bawah, yang berhadapan langsung dengan jembatan. Sejajar dengan garis di mana jembatan berakhir, sesaknya bangunan di Kota Tanjungpinang tampak dengan mata telanjang.


Jembatan ini menyatukan dua daratan. Sebelum ke tempat wudu, selalu kupandangi lautan lepas. Lautan biru yang menyejukkan hati. Dari tempat pakir harus berjalan kaki menuju pintu masuk masjid dari arah kiri. Ada atap yang menaungi di pintu masuk, di sebelah kiri menara. Untuk yang normal, silakan daki anak tangga. Sementara untuk mereka yang difabel, disediakan jalan khusus agar kursi roda bisa naik.

Koridor menuju ruang utama masjid. Fotoku dhewe
Di sebelah kanan anak tangga yang merupakan teras samping Masjid Nur Ilahi, adalah tempat wudu dan toilet. Setiap hari bersih karena para pegawai termasuk cleaning service tak lupa menjalankan tugasnya.

Pertama yang membuat aku tampak kecil adalah pintu masjid yang lebar dan tinggi. Tingginya dari lantai hingga ujung dinding kurang sedikit. Gagang pintu yang besar, kayu untuk pintu yang lebar, adalah keindahan yang harus dilalui jika ingin masuk ke masjid.

Saatnya mengingat Allah raja segala raja yang menciptakan bumi dan seisinya.

Karpet hijau tua, dinding dengan cat bernuansa adem, kubah yang sangat besar, mimbar yang megah serta ornamen khas masjid seolah tak bosan ditatap. Dua ornamen bertuliskan Allah dan Muhammad menjulang tinggi, mengapit ruang mimbar. Di bawah tulisan Allah dan Muhammad itu berjejer dengan penataan bagus asmaul husna.

Mimbar dengan sentuhan ornamen dan kaligrafi. F-dhewe
Berada di bawah kubah masjid, akan disaksikan bentuk cembung dengan hiasan yang menawan. Di tengah-tengahnya adalah lampu gantung masjid. Ada pembatas antara ruang jamaah laki-laki dan perempuan. Pada hari-hari biasa, lantai dua jarang terisi.

Setiap hari, atau paling tidak setiap aku singgah pagi hari, pintu pintu masjid dibuka lebar. Angin yang bertiup dari lautan lepas masuk ke masjid. Silakan menuju masing-masing pintu, akan berhadapan dengan lautan di kejauhan. Selain laut, terlihat bangunan-bangunan megah lain serta pepohonan menghijau.

Kabar yang terdengar, juga sempat membacanya di koran, Masjid Nur Ilahi akan direnovasi. Angka yang bakal dikeluarkan untuk penataan dan perbaikan majidnya sendiri sekitar Rp.2,2 miliar, pembangunan dinding penahan tanah sekitar Rp.9,6 miliar dan rehabilitasi masjid  sekitar Rp 1,85 miliar. Seluruh proyek ini sudah selesai lelang dan kontrak kerja.

Baca Al Quran, tinggal buka di mejanya. Fotoku dhewe

Dengan selesainya rangkaian renovasi tadi diharapkan Masjid Nur Ilahi menjadi ikon baru di Tanjungpinang pada khususnya dan Provinsi Kepri pada umumnya.

Sebelum keluar dan pulang, menikmati menara masjid yang tinggi menjulangi langit adalah keasyikan tersendiri. Kabarnya lagi, Pemprov juga tengah menyiapkan renovasi agar menara ini bisa dinaiki pengunjung yang ingin menikmati panorama Pulau Dompak dari atas ketinggian. Tentu saja ada lift yang akan membawa naik pengunjung.

Ah, tak sabar rasanya melengkapi wisata harianku ke tempat ini sambil mereguk kenikmatan pemberian_nya dari atas menara. Siapa mau ikut?

2 comments for "Nur Ilahi, Masjid Anggun "Di Atas" Lautan"

  1. Ak sudah pernah sholat di sini.

    Tempatnya nyaman dan adem iya mes, hehe

    Salam kenal mas :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mas Septian Dwi Cahyo, kapan ke sini lagi kasih kabar mas biar kita eksplore sisi sisinya supaya blogger lain tahu...

      Delete